Laman

Label

Minggu, 13 Desember 2015

Berkenalan dengan Hasna

Assalamu'alaikum...
Alhamdulillah, bebberapa waktu lalu, isti menang kuis berhadiah komik Hasna dari penulisnya langsung, yaitu Mbak Linda Satibi. Nah, sekarang giliran isti ajak teman-teman berkenalan dengan Hasna. Yuuuk.. ^_^
Nah. Ini cover bukunya. Hasna imut ya, cantik dengan pita di kerudungnya.

Kamis, 12 November 2015

Sapiko yang Pemalas



Pagi yang sangat cerah. Seperti biasa, setiap hari Minggu, Pak Jaiko menggembalakan sapi-sapi ternaknya di lapangan dekat rumah. Sapi Pak Jaiko ada sepuluh ekor. Semuanya sangat penurut, kecuali yang bernama Sapiko. Sapi jantan berwarna coklat yang pemalas. Setiap hari kerjaannya hanya makan sambil tidur-tiduran di kandang. Ia tidak pernah mau ikut bergembala di tanah lapang seperti sapi yang lainnya.

Senin, 07 September 2015

Redaksi

Teknis Standar Pengiriman Naskah
Hal pertama yang harus diperhatikan seorang penulis sebelum mengirimkan cerpen/puisi ke suatu media adalah kecenderungan tema cerpen/puisi yang biasa dimuat oleh media tersebut. Biasanya sejalan dengan visi dan misi media.
Majalah Ummi, Tabloid Nova, tentu tidak akan memuat cerpen dengan tema remaja yang lagi patah hati dengan gaya tutur gaul seperti loegue, apalagi memuat kisah peri hijau dan cinderella. Begitu pula Majalah Bobo, mustahil menerima cerpen dengan tema keluarga dan rumah tangga.

Kamis, 03 September 2015

Gadis Rembulan

Gadis rembulan
Duduk sendirian
Di temaram lampu bolam

Gadis rembulan
Paras menawan
Tampak dari kejauhan

Senin, 31 Agustus 2015

Gadis Kecil dan Tembok Raksasa

Di balik tembok raksasa
Nasi masuk tong sampah
Gadis kecil merintih
Lapar menyayat perih
Di balik tembok raksasa
Orang-orang berpesta

Kamis, 20 Agustus 2015

Tentang Mimpi

Pagi ini, tiba-tiba pengen baca ulang sebuah buku antologi yang berjudul jangan manja. Di situ saya terperangah oleh sebuah kisah perjuangan Mbak Belgis dalam meraih semua mimpinya. Tak mudah, itulah hidup. Tapi saya sungguh merasa salut dengan keyakinannya yang begitu kokoh tentang pencapaian semua mimpinya. Tentu sangat berbeda dengan saya, yang tak pernah berbuat apa-apa dengan mimpi saya. Bahkan entah seperti apa impian saya yang sebenarnya.

Rabu, 19 Agustus 2015

Jangan Menangis

Kenapa kau masih menangis, nduk?
Bukankah balon itu pilihanmu
Lihatlah, warnanya ungu
Persis seperti tas dan bajumu
Mendongaklah ke atas...

Merdekakan diri

17 Agustus 1945 kembali menjadi moment bersejarah yang tak terlupakan bagi tiap penduduk Indonesia. Tepatnya 12 tahun silam. Di tanggal yang sama, hari, dan tahun yang berbeda. Namun kemeriahan tetap sama. Gegap gempita perayaan kemerdekaan yang membahana di seluruh pelosok negeri.
Langit nampak ikut bergembira, bersorak membagi tiap semburat sinarnya ke bumi pertiwi. Awan-awan putihr berarakan saling kejar. Dedaunan ikut melambai senang bersama hembusan angin, mencipta suara gemerisik merdu saat berpadu dengan cicit burung pipit.

Sabtu, 08 Agustus 2015

Puingan Sajak Rindu

Langit sendu menawan sepotong rindu. Gemerisik dedaunan mengundang syahdu. Awan mulai menjatuhkan rintiknya. Berdebam perlahan membuat tanah menjadi basah. Sorak riang kicau burung membelah angkasa. Tunggang langgang saling kejar, berbagi tempat untuk merebah.

Gadis itu hanya termangu. Menatap hambar alam yang mulai menggigil. Tatapannya kosong. Menerobos remang-remang gumpalan kabut yang hilir mudik memadati tiap sudut pandang melintang.
Kali ini, bukan lagi karangan imajinasi tentang serangkaian alur kisah cinta seseorang yang terlukis di dalam benaknya. Atau, imajinasi seorang gadis bermata bulat yang merubah bentuk purnama menjadi persegi. Bukan. Bukan tentang serangkaian imajinasi lagi.

Jumat, 07 Agustus 2015

Warna Warni Rasa

Warna warni rasa hatiku..
Bagai si putih yang terbias menjadi mejikuhibiniu
Kelabu dan hitam pun telah menjadi satu
Melengkapi, mewarnai..
Laksana imajinasi yang terbang tinggi
Mengalir merebah manis getir hati
Inilah warna warni rasa hatiku..
Pagi yang indah bersama senyum sang mentari..
Aku tetap berjalan dengan pilihan rasaku..
Warna warni bak pelangi pagi..

El Fayruz



Wa

Kamis, 06 Agustus 2015

Sebuah Catatan

Hari ini adalah hari ke empat. Gadis itu kembali berkutat dengan mesin ketiknya. Hampir 20 halaman, terisi sudah. Minimal kurang 130 halaman lagi. Satu hari 5 halaman. Ia merekahkan senyum, puas. Secangkir coklat panas setia menemaninya, tergeletak anggun di atas meja bersama secarik kertas dan sebuah pena.

Mata bulatnya terus berlari, dari page 1 ke page yang lainnya. Kembali membaca ulang isi cerita dari a sampai z. Memastikan tidak ada satupun yg terlewat untuk dicatat. Sebuah sejarah kehidupan, yang terkumpul dari potongan-potongan kejadian. Haru, sedih, bahagia. Tentang impian, kenangan, janji, perasaan, kepercayaan, rencana masa depan, cinta, harapan, kepalsuan, kegetiran, dan sebuah langkah baru, sebutlah ia langkah kebangkitan.

Membutuhkan waktu hampir satu tahun dan entah bepapa ratus ribu menit untuk melengkapi endingnya. Ending? Ah sepertinya bukan. Mungkin lebih tepatnya disebut awal dari sebuah kisah baru, langkah baru, semangat baru, dengan sebuah mimpi yang tetap utuh. Satu bulan, sepertinya cukup untuk merangkumnya kembali, menuangkan semuanya ke dalam sebuah benda yang disebut kenangan abadi. Tak bersisa.

Dan kali ini, setiap hari selama satu bulan ke depan akan menjadi hari-hari pengenangan. Dimana setiap potongan kejadian kembali berputar gesit dan mendarat anggun di tempat yang disebut otak. Benda yang selalu bekerja tanpa diperintah. Hingga ia kembali hadir menjadi satu kesatuan yang utuh, sebagai kenangan, pembelajaran, pengetahuan, energi positive, dan sebuah pendewasaan.

Selamat tinggal kenangan. Selamat datang impian. Terima kasih untuk setiap inspirasi. I'll do my best. ^_^

Dalam catatan gadis bermata bulat.
Oleh El Fayruz

Sabtu, 01 Agustus 2015

Gadis Kecil itu Bernama Syifa


Gadis kecil itu bernama Syifa. Sosok gadis yang cantik dengan matanya yang bulat. Entah kenapa aku selalu suka menatap bocah bermata bulat. Usianya masih empat tahun. Dan bulan ini adalah bulan pertama ia menduduki kelas TK A.
Siang tadi, aku berkunjung ke rumahnya bersama temanku. Berbagai macam hal mengagumkan kutemukan di sana. Dengan setiap kesederhanaan yang terpoles di tiap sudut ruangan. Dan berbagai suguhan kisah yang membuat hati terpana dan ternganga.
Hari lebaran memang selalu menjadi hari kemerdekaan bagi anak-anak. Dimana seperti tradisi pada umumnya, setiap anak-anak kecil akan mendapatkan angpao lebaran. Berupa lembaran-lembaran rupiah yang didapatkan saat berkunjung ke rumah sanak saudara. Sama halnya dengan Syifa. Ia juga tak melewatkan momentum lebaran untuk berbahagia saat memiliki lembaran dengan rupiah yang ia peroleh.
Namun, ada yang sangat berbeda dengan gadis kecil itu. Disaat anak-anak sebayanya sedang sibuk menghitung uang saku lebaran, kemudian berbondong-bondong membeli berbagai macam mainan. Atau, sibuk menghabiskan uang mereka untuk jajan di sepanjang jalan. Tapi tidak dengan Syifa.
Setiap kali ditanya, “Uang lebarannya mau dibuat apa Syifa?”.
Gadis kecil itu akan selalu memiliki sebuah jawaban yang sama.
“Uangnya untuk amal, menabung, dan beli jajan” cetusnya.
Aku hanya bisa tercengang kagum mendengarkan jawaban dari mulut gadis sekecil itu. Sedari kecil, ia memang telah dibiasakan untuk beramal kepada siapapun yang membutuhkan. Bahkan, ia selalu terheboh-heboh minta uang ke Mamanya setiap kali melihat sebuah kotak amal bertengger di Masjid, Musholla, tempat mengaji, atau dimanapun ia berada. Dan ia akan mendadak pasang muka cemberut saat shalat ke masjid, sedangkan tak ia temukan sebuah kotak dengan lubang kecil di atasnya. Itulah Syifa, gadis kecil yang berhati mulia.
Beberapa waktu lalu, ada seorang temannya yang telah ditinggal orang tuanya. Tak lagi memiliki Mama dan Papa yang bisa membelikannya sepatu atau tas baru. Dengan sangat bersenang hati, Syifa merogoh uang tabungannya untuk dibelikan sebuah tas baru. Tas sekolah untuk teman sebayanya.
Mamanya selalu berkata, “Kalau Syifa pengen apa-apa, mintalah sama Allah”
Dia mengangguk.
Beberapa waktu lalu, Syifa meminta kepada Allah agar Ayahnya dibelikan sepeda motor baru. Dan Alhamdulillah, kini doa Syifa telah terwujud. Ia pun kini mengganti permintaannya. Syifa ingin punya rumah, biar tidak mengontrak lagi.
Begitu kagum dan penasaran dengan cara yang digunakan oleh orang tuanya untuk membesarkan gadis kecil itu. Hingga ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang berbeda. Gadis bermata bulat dengan hati bak malaikat. Syifa, begitulah aku memanggilnya.
Tak hanya itu, Syifa sangat enggan untuk makan sambil berdiri. Jadi, setiap kali ia membeli makanan di luar, ia akan membawanya pulang ke rumah agar bisa memakannya sambil duduk. Tak peduli, meskipun teman-temannya bisa dengan enjoy memakan jajan di sepanjang jalan. Syifa, begitulah aku memanggilnya. Gadis kecil bermata bulat, dengan hati bak malaikat.
Rumah akan selalu menjadi taman bermainnya. Mamanya memang sengaja membatasi Syifa untuk terlalu sering bermain di luar rumah. Mengingat beberapa waktu lalu ia hampir terpengaruh dengan kata-kata tak patut yang diucapkan teman-temannya. Ia lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain sendiri di dalam rumah.
Saat berada di halaman belakang, akan kau temukan Syifa sedang bermain dengan pasir. Mengaduk-aduknya dengan air. Ya.. cara mainnya masih sangat sederhana. Dan sepeda yang biasanya beroda empat, kini hanya tinggal tiga. Karena Ayah Syifa telah melepas satu roda belakangnya agar ia bisa segera lancar bersepeda. Namun, beberapa waktu lalu ia sempat terguling dari sepedanya, sehingga membuatnya sedikit takut saat mengendarai sepeda itu tanpa dipegangi. Jadilah aku tadi, membantu memegangi sepedanya agar Syifa tidak terguling lagi. Tetap berputar-putar di dalam rumah. Tadi, aku juga sempat ikut mengumpulkan potongan-potongan puzzle bersama Syifa. Menyenangkan bisa menemaninya bermain.
Tak ada mainan yang sia-sia. Begitulah prinsip yang diterapkan orang tua Syifa di rumahnya. Jadi, semua mainan yang dimiliki Syifa hanyalah mainan-mainan yang benar-benar memiliki manfaat dan mengasah kreatifitasnya. Dan tak akan kau temukan aneka Barbie berjajar di kamar Syifa. Karena ia hanya memiliki sebuah boneka Barbie, itupun karena dibelikan Neneknya. Ayahnya lebih rela membelikan Syifa sekeranjang lego, malam, atau setumpuk puzzle dari pada harus membelikannya sebuah boneka Barbie yang dirasa minim manfaatnya.
Hari ini, aku kembali mendapatkan sebuah sentilan manis dari Tuhan. Disaat aku mulai kikir, Tuhan pertemukan aku dengan peri kecil yang dermawan. Saat aku mulai lelah dengan usaha, Tuhan pertemukan aku dengan gadis kecil yang penuh semangat untuk belajar. Dan masih begitu banyak hal yang mengagumkan darinya. Syifa, gadis kecil bermata bulat. Peri kecil dengan hati bak malaikat.
Kini, aku mulai mengerti bahwa setiap kejadian yang aku lewati adalah sebuah proses pendewasaan diri. Bahwa dibalik setiap penundaan terkabulnya impian, pedihnya sebuah penantian, dan dibalik terhentinya sebuah pengharapan, ada berbagai hal yang harus aku pelajari. Allah hanya ingin aku lebih banyak belajar dan belajar dan terus belajar lagi. Bahwa masih ada banyak orang yang harus aku kenal sebelum benar-benar berlabuh. Salah satunya adalah Syifa. Gadis kecil bermata bulat dengan hati bak malaikat. Ialah peri kecil pendamai hati yang kerap tercuil oleh berbagai hal yang penuh misteri.
Terima kasih untuk perjumpaan hari ini Peri Kecil Syifa. Gadis bermata bulat dengan hati bak malaikat.

Sabtu, 1 Agustus 2012
Kamar, Ruang inspirasi

Aisyah El Fayruz @istfun

Jumat, 31 Juli 2015

Janji Palsu

"Bukankah engkau yang bilang bahwa akan terus menungguku?"
Mataku memerah, sisa menangis semalaman suntuk. Sembari menatap pahit sosok yang kupuja di depan mata. Aku.. yang benar-benar tak mengerti dengan apa yang sesungguhnya telah terjadi selama ini.

"Tapi apa? Justru kamu yang sudah membuatku begitu lama menunggumu."
Suaraku makin parau saat melanjutkan detil-detil kalimat itu. Gemerisik hujan yang menderas di seberang taman yang tak beratap itu seolah tak membuat riuh suasana. Semuanya hanya membisu mendengarkanku. Hening.

Kamis, 30 Juli 2015

Gantungan Baju

"Sejak kapan kau seka memakai gantungan baju warna merah?"
Ckckck.. Kiki terus tertawa sembari memegang setoples penuh keripik lumba-lumba. Ia menatap lekat seluruh isi kamar Putri yang mendadak jadi serba merah.
Putri hanya senyum-senyum nggak jelas. Sibuk memandang gadget dengan begitu antusias. Tak menggubris.
"Hei Put, sejak kapan kau jadi suka bola? Hahaha" Kiki masih saja berlanjut dengan ledekannya. Sembari suara kriuk-kriuk keripik lumba-lumba itu memekakkan telinga Putri.
"Ada deh, berisik ah.."

Kamis, 09 Juli 2015

Rindu Milenium

Aku sangat bersyukur kepada Allah yang telah memberiku kesempatan untuk mengenal mereka. Keluarga Langit dan Anak-anak langit. Ponpes Roudhotul Jannah atau yang lebih akrab disebut Panti Milenium Sidoarjo. Tempat yang telah memberiku begitu banyak kisah, pengalaman, kenangan, dan berbagai kebersamaan yang takkan mudah terlupakan begitu saja. :D

11 Januari 2015 adalah hari pertama bagiku untuk bisa mengikuti kunjungan sosial bersama Keluarga Langit ke Panti Milenium, setelah beberapa bulan tak berhasil merayu orang tua untuk memberiku izin resmi berkota-kota. He, he, he... Kesan pertama yang menakjubkan :p

Aaaa... rasanya benar-benar rindu kebersamaan bersama mereka. Terakhir ikut kunjungan kesana tanggal 15 Februari 2015. Terhitung 5 bulan hanya bisa memandangi foto-foto narsis anak-anak KL bersama ke-unyuan anak-anak langit. Hikz :'(

Aku masih ingat, saat pertama kali bajuku ditarik-tarik bocah-bocah gundul plontos yang saling tuding dengan temannya sesama gundul plontos. Hihihi 

Kisahnya to be continued yaa.. dilanjut nanti lagi ceritanya, mau packing iyeehh :p

Minggu, 05 Juli 2015

Jangan Membuat Aku Menunggu

Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan dan membosankan bagiku. Wasting time. Apalagi saat harus menunggu tanpa adanya sebuah kepastian. Sungguh, rasanya akan menguras seluruh energi positive yang ada dalam diriku. Hingga yang tersisa hanyalah sebuah kekesalan karena telah dibuat menunggu. 

Jangan membuatku menunggu! Sebuah kalimat yang sering aku torehkan dalam berbagai tulisanku. Aku hanya tak ingin terlalu lama menunggu.

Sabtu, 04 Juli 2015

Sentilan Manis dari Allah

Pagi ini, tanpa sengaja aku membaca sebuah postingan seorang teman di dinding facebook. Ya.. dia adalah seorang yang kerap menegur dan mengingatkanku kala aku dalam sebuah kesalahan. Kembali lagi mendapatkan sebuah sentilan manis dari Allah melalui tulisannya. Sebuah tulisan tentang kehebatan seorang bapak. Sebuah tulisan yang menceritakan harmonisnya sebuah keluarga, tentang kasih sayang dan perhatian, dan tentang cara mendidik seorang anak.

Dear my future

Dear my future,
Terkadang diri ini menggila, hanya karena memikirkan sebuah purnama apa yang akan menghias langit malamku. Bahkan, untuk sedikit berkonsentrasi saja aku tak mampu. Hanya puisi tentangmu yang terbayang nyata dalam benakku. Dan bayangan menghabiskan hari-hariku bersamamu. Entahlah, aku tak benar-benar mengerti dengan apa yang sesungguhnya ada dalam benak pikiranku. Tetap bersikukuh menantimu, meski tanpa sebuah kepastian.

Rumah Kita


R U M A H    K I T A
(oleh: Cak Nun)

Kita bukan penduduk bumi,
kita adalah penduduk syurga.
Kita tidak berasal dari bumi,
tapi kita berasal dari syurga.

Maka carilah bekal untuk kembali ke rumah,
kembali ke kampung halaman.
Dunia bukan rumah kita,
maka jangan cari kesenangan dunia.

Kita hanya pejalan kaki dalam perjalanan kembali kerumahnya.

Bukankah mereka yang sedang dalam perjalanan pulang selalu mengingat rumahnya dan mereka mencari buah tangan untuk kekasih hatinya yang menunggu di rumah?
Lantas, apa yang kita bawa untuk penghuni rumah kita, Rabb yang mulia?

Dia hanya meminta amal sholeh dan keimanan, serta rasa rindu padaNya yang menanti di rumah.
Begitu beratkah memenuhi harapanNya?

Kita tidak berasal dari bumi,
kita adalah penduduk syurga.
Rumah kita jauh lebih Indah di sana.

Kenikmatannya tiada terlukiskan,
dihuni oleh orang-orang yang mencintai kita.
Ada istri sholeha serta tetangga dan kerabat yang menyejukkan hati.

Mereka rindu kehadiran kita,
setiap saat menatap menanti kedatangan kita.
Mereka menanti kabar baik dari Malaikat Izrail.
Kapan Keluarga mereka akan pulang.

Ikutilah peta (Al Qur'an) yang Allah titipkan sebagai pedoman perjalanan.
Jangan sampai salah arah dan berbelok ke rumahnya iblis Laknatullah yaitu neraka

Kita bukan penduduk bumi,
kita penduduk syurga.
Bumi hanyalah perjalanan.
Kembalilah ke rumah.

Rabu, 01 Juli 2015

Purnama

Purnama kembali menyapa
Di tengah gusarnya suasana hati yang tak terduga
Terbesit bayang wajah
Bersama pesona <3<3 membuncah

Selasa, 30 Juni 2015

Kisah kita tak sama

Inilah kisahku..
Kisah yang akan tetap sempurna
Sesempurna skenario-Nya

Menelikung, menanjak, dan berbatu
Terkadang terjal dan curam
Namun, terkadang lurus tanpa halang rintang

Senin, 29 Juni 2015

Sentilan Tuhan

Kali ini aku mau berbagi sebuah tulisan singkat, tentang pengalamanku disentil Tuhan.. Hehe

Pernahkah kau merasakan sentilan Tuhan?

Ya.. inilah yang aku rasakan kembali hari ini. Sebuah sentilan yang benar-benar nyata. Sebuah alaram yang mengingatkan bahwa ada hal yang tidak benar dalam diriku saat ini.
Lagi-lagi tentang niat. Yups… Niat yang kembali ternodai oleh hal-hal yang tak sepatutnya bersemayam dalam diri. Kau tahu? Allah mempunyai begitu banyak cara untuk mengingatkan kembali hambanya yang lalai. Untuk kemudian meluruskan kembali niatan-niatan yang mulai bengkok dari jalur yang semestinya dilalui.

Sabtu, 27 Juni 2015

Sepiring Berdua

Tadi pagi, adalah sahur terakhir aku makan sepiring berdua bersama adik. Nanti siang, adik udah harus kembali lagi ke pesantren dan pulang ba'da lebaran. Kita memang selalu terbiasa makan sepiring berdua. Jadi, tiap buka puasa dan sahur, cukup menyiapkan 4 piring saja. Untuk Bapak, Ibu, Mas, sedangkan aku dan adik cukup satu piring.

Jumat, 26 Juni 2015

Ramadhan Yang Tak Sama

Minggu kemarin, pagi-pagi sekali aku berangkat ke Malang. Masih pukul 05.00 pagi, udara masih sangat dingin dan langit pun masih sangat gelap. Waktu itu aku hendak menjemput adikku yang masih ada di pesantren untuk mendapat giliran libur selama satu minggu. Aku diantar kakak sampai di terminal Pandaan dengan mengendarai motor.

Ramadhan kali ini rasanya sungguh berbeda dengan Ramadhanku di masa kecil. Sepanjang perjalanan menuju Pandaan, tak nampak orang-orang yang berlalu lalang untuk sekedar jalan-jalan pagi. Mungkin, hanya ada beberapa orang saja yang kutemui sepanjang perjalanan. Suara merdu tilawah di surau-surau juga terasa tak seramai zaman dahulu. Saat aku masih duduk di bangku SD.

Kamis, 25 Juni 2015

Kawan Masa Kecil

Me & Azam, Putra kedua mbak sepupu :D

Siang ini, saat aku sedang tertidur pulas. Tiba-tiba, mbak sepupuku membangunkanku, dan mengajakku untuk mengunjungi bayi yang baru lahir. Putri kedua dari kawan masa kecilku, Wulan. Gadis yang lucu persis seperti kakaknya itu diberi nama Fahriyah. Tadi gapake foto, jadi potonya pake ilustrasi pas gendong keponakan yang bernama Azam :p

Selasa, 23 Juni 2015

Dear You

Kala rasa ini kembali menerkam
Bergolak..
Memadati ruang hampa
Hingga penuh sesak

Biarkan aku..
Kembali merengkuhmu dalam untaian doa
Membawamu
Ke dalam lantunan merdu kalam-Nya

Senin, 22 Juni 2015

Tertegun

Indah..
Sungguh menawan hingga mempesonakan mata
Kala cahaya terpancar begitu teduh
Terpancar dalam raut wajah dan sudut mata bulat itu

Tertegun..
Sejenak ku terpaku
Kala cahaya bola mata itu jatuh ke lubuk hati
Secerah langit yang membiru
Sebelum senja mengepak mantra cinta


Sabtu, 20 Juni 2015

Ini Kisah Kami

Adalah kehendak-Nya yang mempertemukan kita
Peraturann-Nya yang memisahkan kita
Rahmat-Nya yang mempertemukan kita

Kisah kita bukan berawal dari facebook
Dan berakhir di dinginnya kursi pengadilan
Kisah kita berawal dengan murni

Ultramennya Bobok


Duo krucil pulang, kamarku sepi dalam seketika. Huaaahaha :D
Ceritanya, barusan pas si Arju dan si Asrori pada ditinggal tarawih, aku bertugas jadi baby sitter :3 

Tadinya, kita nonton upin ipin. Tapi, si Asrori yang rupanya tidak suka filem upin ipin terus menerus menunjuk kursor di layar laptop sambil bilang "Bukan itu, ini lho, bukaaan" sampe aku pusing karena tidak faham dengan yang ia maksud. Hahaha

Jumat, 19 Juni 2015

Sejak Kapan?

Akhir-akhir ini aku lebih aktif dalam dunia kepenulisan. Sebenarnya, sejak kapan Allah ngasih kode agar aku terjun ke dunia tulis menulis?

Seketika aku jadi teringat sebuah peristiwa dimasa SD. Kala itu aku duduk di bangku kelas III SD. Ada tugas menyusun sebuah cerita dari beberapa kumpulan gambar. Tidak sengaja, aku membuka lembaran-lembaran berikutnya yang berisi pertanyaan tentang hal-hal yang juga berhubungan dengan gambar itu. Jadilah aku menulis cerita itu sembari merangkainya dari beberapa peertanyaan yang tertera di halaman lanjutan hingga menjadi beberapa paragraf cerita yang cukup bagus, kata Pak Nur. Semenjak saat itu, wali kelasku yang basicnya memang guru bahasa indonesia jadi lebih dekat denganku. Selain beliau orangnya memang sangat baik. 

Hukuman :D

Alhamdulillah, bisa kembali menghirup aroma limpahan berkah di bulan suci ramadhan. Bulan yang penuh dengan kemuliaan dan keagungan. Bulan dimana Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk arah bagi umat manusia. 

Kemarin, mendapatkan hukuman dari Grup Young Writer Club untuk membuat sebuah kultum ramadhan menjelang berbuka puasa, karena telat dalam menuntaskan tugas sebagai sekretaris grup :D . Namun, kemarin sore menjelang maghrib, ada sebuah tragedi yang akhirnya membuat otakku benar-benar blank. Tidak enak makan dan memilih untuk tidur jauh lebih cepat dari hari-hari biasanya. Sehingga kultumnya sekedar aku copasin dari postingan lamaku di blog ini. Hehhehe 

Keep On Track!


Aku adalah orang yang masih lemah dalam hal management waktu. Banyak jadwal dan target yang melenceng dari perencanaan karena gagal dalam pengaturan waktu dan jadwal. Bingung memilih tugas yang harus menjadi prioritas seringnya justru membuat semuanya lebih kacau. Dan tak satu pun target dapat terpenuhi tepat waktu.

Kemarin, sempat kembali bingung dengan agenda menulis. Di kelas cerpen anak Merah Jambu 4, dua minggu terakhir telah disepakati untuk diisi konsultasi seputar lomba penulisan ulang legenda dari Kemendikbud. Artinya kita harus merelakan satu minggu kelas fabel dan kelas editing untuk diisi legenda kemendikbud. Karena ada beberapa PRku yang belum tuntas, satu minggu aku gunakan untuk menulis cerpen anak hingga dapat 3 judul yang siap dikirim ke Bobo. Dan akhirnya hanya tinggal satu minggu untuk berfikir keras memilih judul dan survey sebuah legenda yang belum begitu dikenal.

Rabu, 17 Juni 2015

Bukan Aku Tak Bersyukur

Lagi-lagi aku merasa tidak enak dengan apa yang telah aku lakukan dan apa yang telah aku tuliskan. Mungkin memang sangat tidak dewasa ketika mengungkapkan segala hal yang terjadi melalui sosial media. Inilah, lagi-lagi aku merasa nggak enak dengan apa yang sudah aku tulis.

Mungkin dari segi apapun aku memang belum benar-benar bisa dikatakan "dewasa". Bagiku, menuliskan apa yang aku rasakan itu terkadang bisa memberikan kelegaan tersendiri dalam hati. Ya.. meskipun aku tahu, sungguh tidaklah bijaksana ketika seseorang mengeluhkan permasalahannya di sosial media, karena seperti yang seharusnya aku tahu, bahwa hanyalah Allah sebaik-baiknya tempat mengadu.

Selasa, 16 Juni 2015

200 Menit Bersama Adik

10 hari menjelang Ramadhan biasanya selalu menjadi hari-hari bersama adik. Tapi tidak untuk Ramadhan tahun ini. Adik belum bisa pulang dan liburan seperti biasanya karena beberapa bulan lalu telah diutus untuk menjadi abdi ndalem. Jadi pulangnya nunggu giliran dengan sesama abdi ndalem lainnya.

Tapi Alhamdulillah, dispensasi kalau liburan pesantren, santrinya boleh membawa HP.. setidaknya aku masih bisa menghabiskan sebagian waktu untuk ngobrol bareng adik lewat telpon seluler. Hihihi..

Senin, 15 Juni 2015

Haii...

Haii rembulan... gimana kabarmu? Semoga baik-baik saja yaa.  Lama sekali rasanya tak lagi mendengarmu berkicau.  Hihi... Ternyata dunia ini sepi yaa tanpamu. 

Minggu, 14 Juni 2015

Putri Kecil Ibu



Sabtu, 26 Sya'ban 1412 H. Kala itu pagi masih buta. Sang mentari belum jua menampakkan sinarnya. Hawa dingin masih saja menerobos masuk melalui celah pori-pori ke dalam persendian. Terbaring seorang perempuan di tempat tidurnya sembari menahan sakit yang luar biasa. Meregang nyawa demi anak dalam kandungannya. Sang suami bergegas mencari bidan untuk membantu persalinan istrinya. Bersama dengan Ibu mertua, sang suami menjemput bidan di dekat rumah mereka, karena sudah tidak memungkinkan lagi untuk memboyong istri ke puskesmas.

Sabtu, 13 Juni 2015

Masih Ingin Marah?


Anjani, Dini, Arju, Dina
Wildan










Yeyeyyy... kali ini mau sharing ceritaku liburan kemarin. Hehe, semalam terlalu sibuk dengan batuk jadi susah mikir :D

Kemarin, dari pagi sampai siang aku jadi baby sitter :3. Jadi kisahnya berawal dari si ganteng Wildan Mustafidzi yang ditinggal Bapak Ibunya bekerja. Biasanya sih ini bocah ngikut Mbak sepupuku (Budenya). Berhubung Mbakku lagi ke Jombang, jadilah si Tiwil ngendap di rumahku yang kebetulan aku pas libur.

Jumat, 12 Juni 2015

Bungkam

Tiap kebungkaman
Akan menyisakan rindu dalam diam
Tapi...
Jika terlalu lama membungkam
Tiada lagi rindu yang kan tersisa dalam diam

Salam rindu kepastian.
Aisyah El Fayruz
@istfun

Kamis, 11 Juni 2015

PASTA !

 Mewarna senja dengan pasta
Pelangi kian semarak akan warna serupa
Bukan hanya tentang pesona pasta
Siratan makna banyak terkandung di dalamnya

Cantik...
Membungkam warna rasa dalam gelap plastik
Dan pasti akan indah...
Saat pasta mewarna kuncup yang merekah
Hingga semerbaknya menjadi buronan para perindu jua

Merah pasta mewarnai bibir
Meronakan pipi hingga senyum indah terpapar
Kuning pasta membungkuk seraya menghapus tabir
Hingga putih pasta terajut dalam bujur melingkar
Mengikat satu sama lain

Rabu, 10 Juni 2015

Statusnya Turun 2 Kg

Aku kurus apa gemuk hayooo? :p
Baru kemarin ada yang bilang kalau aku makin kurus. :D

Terlihat kurus atau tidaknya seorang aku itu sebenarnya relatif. Kalau yang mengenalku sedari aku duduk di bangku SMA, pasti bilang kalau aku makin gemuk. Karena yang mereka kenal adalah Isti dengan berat badan berkisar antara 33-38 kg dengan tinggi maksimal 153cm :3. wkwkwk Bisa dibayangkan bagaimana kedodorannya diriku saat memakai seragam putih abu-abu. Udah dikecilin, tetep aja bajunya kegedean. :3

Senin, 08 Juni 2015

Sudah di Tingkat Mana?


Bismillah... kali ini mau nulis dengan gaya bahasa yang formal. Hehe Sedikit ringkasan dari kajian Ust. M. Junaidi Sahal di Suara Muslim Surabaya 93,8 FM beberapa waktu lalu.

وكان الله شاكراعليما. الناس ...
Wa kaanallahu syaakiran 'aliiman (An-nisa : 147) 
Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.

Self Note

Self Note :
1. Fokus
2. Konsisten
3. Don't waste time
4. Terus menulis
5. Selesaikan satu, baru lanjut lainnya
6. Jangan gonta ganti ide sebelum yg awal diselesaikan

Hihihi... habis kena tegur lagi.. :p
Huaaahhh.... memang harus bener2 belajar dr awal..
Hayoo semangat.. bibismillah


Salam penuh semangat
Aisyah El Fayruz
@istfun

Sabtu, 06 Juni 2015

Halaqah Cinta


Halaqah Cinta
Abay Motivasinger 

Ribuan Malam
Menatap bintang dan harapan
Dan ribuan siang
Menahan terik penantian

Mungkin Tuhan ingin
Kita sama-sama tuk mencari
Saling merindukan
Dalam do'a - do'a 
Mendekatkan jarak kita

Tuhan pertemukan
Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang mencintai-Mu
Mencintai Rasul-Mu
Di multazam ku meminta

Ribuan pagi
Menatap terbit matahari
Dan ribuan senja
Menahan gemuruh di dada

Hingga malaikat pun tersenyum mendoakan kita
Menguatlah keyakinan di hati
Tuhan persatukan
Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang kan menemaiku
Menuju surga-Mu

Halaqah Cinta
Tempat hati bertemu
Halaqah Cinta
Tempat hati bersatu


Salam menepi sunyi
Aisyah El Fayruz
@istfun

Sepucuk Rindu Untuk Ais

Dear Ais,
Bagaimana kabarmu hari ini sayang, :') Bunda selalu berharap engkau baik-baik saja di sana. Bunda yakin Allah akan selalu menjagamu di sana, di Laukhul Mahfudz. Sampai tiba saatnya nanti Ayah dan Bunda menjemputmu. :")

Iya sayang,  jangan khawatir. Ayah dan Bunda pasti akan menjemputmu di sana. Eyang Kung dan Eyang Uti juga akan menunggumu di sini. Yang paling penting, Ais doain Ayah dan Bunda agar senantiasa diberi kesehatan dan kesabaran. :")

Jumat, 05 Juni 2015

Dan Aku Terdampar


Sebuah perbincangan bersama grup Fresh Author membuatku berpikir tentang sebuah kebenaran. Kala kejadian demi kejadian terjadi saling susul dan saling kejar. Kadang senang tetapi, terkadang Allah juga menitipkan sebuah kegalauan yang kerap membuat down. Dan disetiap waktu-waktu itu aku kembali terdampar disini.

"Ya.. Aku telah Terdampar"

Sebuah Quote dari Mbak Wardah di Grup Penulis, sebuah quote untuk orang galau tapi tetap di ranah positif. #Terdampar diantara kalian itu... :D

Berbicara tentang galau positif, membuatku kembali teringat langkah demi langkah dimana aku terdampar di beberapa grup, hingga sampailah aku disini... #Terdampar di antara kalian... 

Awal waktu, beberapa tahun silam dalam sebuah kegalauan yang sedang ganas-ganasnya membanjiri. Aku terdampar dalam tweet harian Ust. Yusuf Mansur yang kemudian membawaku untuk

Kamis, 04 Juni 2015

FOKUSLAH!


  FOKUS! kalimat ini selalu terucap kala aku kembali terbuai dengan beberapa pilihan. Kelas Merah Jambu hanya tinggal hitungan hari saja. Dan aku masih memiliki beberapa lembar PR yang belum kutuntaskan. Konsisten untuk tetap fokus rasanya begitu sulit kulakukan. Aku kembali tergoda untuk berkecimpung dalam beberapa kegiatan yang tentunya membuat fokusku semakin kabur.

Rabu, 03 Juni 2015

The Best Moment


Setiap kali aku sedang tugas berjaga di toko cabang 2, hampir setiap hari aku disuguhi pemandangan yang mengagumkan ini. Dan tiba-tiba saja ingin mengabadikan moment ini, jadi aku mengambil potretan ini dari meja kasir. Hehehe...

Seorang Lelaki paruh baya dengan bocah lucu yang perkiraan umurnya sekitar 3 tahun. Hampir setiap pagi, sepasang Ayah dan anak ini berkunjung ke toko yang sedang ku jaga. Hanya untuk sekedar membeli minum atau coklat kesukaan bocah itu. Bukan tentang berapa banyak jajanan enak yang dibeli. Atau seberapa banyak uang yang dibawa untuk membeli minuman dan snack. Terkadang hanya membeli sebotol kopi instant dan susu kotak yang tatal harganya RP 7.000,-. Bahkan, terkadang Ayahnya hanya membawa uang Rp 2.000,- untuk sekedar membeli 2 coklat pasta choki-choki kesukaan anaknya.

Menanti


Waktu serasa berjalan begitu lambat. Hingga jemariku terasa lelah untuk kembali berhitung mundur. Aku menunggumu… Sejak sang fajar mulai tersenyum malu-malu, hingga mentari kembali menepi di tepian sunyi. Dan aku masih menunggumu. Di sini… Tanpa kata, tanpa suara.
Detik demi detik pun terus bergulir. Menit bergaanti jam. Dan hari-hari terus berlalu, hingga bulan baru kembali berlabuh. Namun, aku masih tetap di sini. Menunggumu. Ya… hanya menunggu sebuah ketidak pastian. Lalu, apalah arti sebuah penantian, ketika kepastian hanya berupa hayalan? Entahlah…

Senin, 01 Juni 2015

Holideeeyyy

  

Holideeeyyyy.... selalu gembira saat holidey tiba. Tapi untuk beberapa bulan ini lagi engga ada agenda untuk kota-kota. Jadi harus bergelut dengan urusan prahara rumah tangga... xhixhixhii... 

Libur kali ini, tak banyak yang kuperbuat di rumah karena kondisi memang lagi belum stabil. Alhamdulillah lagi dapat obat diet gratis dari Allah. Flu batuk tiga hari rasanya berat badanku sudah turun dua kilo. wkwkwkwkk

Tentang Masa Depan

Secangkir besar jeruk hangat terhidang bersama nasi, lauk, dan sayur di meja makan. Jamuan sederhana untuk menu berbuka puasa. Segelas berdua pula yang menjadi awal dari pembukaan pembicaraan antara aku dan Ibu. Ini kebiasaan lama, kalo udah makan bareng ibu, pasti ujung-ujungnya ngobrolll... hihihi

Setelah selesai membicarakan seputar "keluarga" dan bla.. bla.. bla.. sampailah pada sebuah pembicaraan yang penting. Hahaaha.. serius penting! tentang masa depan. :p
 "yang jelas aku tak ingin menetap disini" tuturku. Untuk sejenak, ibuku hanya terdiam, sebelum kemudian kembali mengatakan sebuah persyaratan mutlak jika aku ingin pindah dari rumah. Yeaahh... tak usah dibahas lahh yang bagian ini, *Sensor* :p

Minggu, 03 Mei 2015

Melawan Bocah :D

Minggu..  tak biasanya aku menghabiskan liburan di rumah. Pagi yang mendung dengan semilir angin dingin yang beku. Memenuhi segala aktivitas rumahan seperti biasa.

Setelah serangkaian acara pencucian pakaian kotor dan ritual rutin beberes rumah, lagi-lagi aku digoda oleh seorang bocah berumur 2 tahun..  iya, keponakan yang ngegemesin tiap kali berceloteh ria.

Berdiri di depan pintu sambil memanggilku dengan lantang "maaaahh... mah..  lok tabis (baca : liat teletubies) " . Hanya bisa cengar cengir liat bocah satu ini. Sangat cerdas dan mudah mnerima apapun yang dilihat dan didengar. Yang menimbulkan kekhawatiran jika dipegang orang yng tak tepat.

Sabtu, 02 Mei 2015

Kisah di sudut Kantin Sekolah


Kala itu tahun pertama semester keduaku di sebuah sekolah SMA swasta yang tak jauh dari rumah. Tiba tiba Kepala Sekolah menghampiriku dan mengamanahiku sebuah kantin sekolah yang telah lama tak diberfungsikan. Awalnya aku merasa sangat senang mendapatkan kepercaan langsung dari beliau. Kupikir semuanya mudah dan bisa langsung berjalan dengan lancar. Tapi aku salah, semua butuh proses dan perjuangan panjang.

Jumat, 01 Mei 2015

My May My Day

Sekarang bukan waktunya main² lagi, waktunya fokus..
Lupakan sejenak remah² dunia yang kian memupus..
Bahwa drama ini bukan hanya sekedar drama sirkus..
Dimana lupus membawa tawa terus menerus..
Ada kalanya harus tergerus arus..
Untuk kemudian melipir menjadi sosok yang benar² lulus..
Maju terus.. Menapaki jalan yang lurus..
Demi pembuktian cerita yang benar-benar serius..
Dan benar-benar layak untuk didongengkan terus..
Perjuangan dan harapan yang tak pernah pupus..
Biar menjadi saksi pembisuan akan status..
Aku dan sebuah drama sirkus.. :3

#dreams #mimpi #impian #harapan #do'a #dongeng #rintikhujan #perihujan <3

Rabu, 25 Maret 2015

Keluarga Langit

Bismillah...

Assalamu'alaikum keluarga langiiit... shobahul khoir, shobahus surur, shobahul ibtisamah...

Ibarat taman, keluarga langit itu... bagaikan bunga yang menghias dengan keberaneka ragamannya. Tak hanya satu bunga, tak hanya satu warna. Perpaduan yang sempurna dengan berbagai keunggulan masing². Ingat.. bahwa taman takkan indah hanya dengan satu warna. Warna yang berbeda² dengan keharuman khas tiap jenisnya akan menambah keelokan dan keindahan sebuah taman. Tanpa berebut sinar mentari yang menyegarkan pagi, atau sekedar sinar rembulan yang menghias malam. Kalaupun hujan melanda, selalu siap pula untuk berbagi payung. Terus berbagi dan saling melengkapi... ^^

Begitulah Keluarga langit. Berbagai kepala dengan karakter dan keunikan yang berbeda, bersama² membentuk sinergi positif dengan saling melengkapi satu sama lain. Tak peduli setinggi apa profesinya, kepandaiannya, atau bahkan usianya. Keluarga Langit adalah taman, dimana bunga² kebaikan akan terus berkembang. Menebar kasih sayang, berbagi kepedulian antar sesama. Tak peduli anggota baru atau para sesepuh, tak perlu ragu untuk berbagi canda tawa atau peluh. Karena itulah kita disini.. susah senang bersama, hingga lelah atau bahagia rasanya akan tetap sama. Sama² nyata indahnya ^^

Semua lengkap ada disini, semua sama tanpa pembeda. Saling bekerjasama, saling mengayomi, saling membantu, saling menasehati, dan saling menginspirasi ^_^… Keluarga Langit, keluarga sampai syurga in syaa Allah..

Keluarga Langit... You are my Inspiration...

Testimoni pagi by: istfun
Tema : Terimakasih Sahabat

Rabu, 11 Maret 2015

Sempurna Meski Penuh Tambal 'Tapi'

Malam ini seolah sempurna menjadi milikku. Ya.. hanya milikku. Hening, sunyi, tanpa suara knalpot yang memekakkan telinga. Hanya menyisakan suara angin yang menderu-deru, tanda bahwa hujan akan kembali turun.

Pukul 01.06 pagi, ponselku masih sama seperti sebelum aku terlelap. Kosong tanpa satu pun pesan masuk. Atau bahkan email balasan dari teman yang ada di Turki. Nihil... entah ini menjadi kabar baik atau malah benar-benar menyedihkan.

Senin, 09 Maret 2015

Hujan Harapan


Pagi yang indah dengan rintikan hujan yang menghias suasana. Duduk sendiri bersama sejuta lamunan yang meringkuk di angan-angan sembari menatap ke arah luar jendela. Bulir2 air hujan mulai saling berkejaran membentuk formasi apik sebelum kemudian membasahi tiap sudut pandang. Menyisakan sedikit tanah kering di bawah rindangnya pohon tua yang mengayomi pelataran.

Lupa membawa Berkah

Hari ini senin, kembali mengingatkanku akan beberapa kejadian yang menggelikan bahkan sangat konyol. Hahhaa
Tentang "Lupa".. setiap manusia pasti pernah mengalami sebuah tragedi "lupa". Entah itu tentang urusan pekerjaan, pengetahuan atau bahkan dalam keseharian. Sebenarnya orang lupa itu lumrah asalkan masih dalam batas kewajaran. Tapi kalo keseringan lupa, waahhh... itu sih namanya "pelupa" hihihi :p

Minggu, 08 Maret 2015

Ini Malmingku, Malmingmu?

Ba'da maghrib, tiba-tiba sepupuku datang ke rumah buat jemput aku. Sebenarnya aku lagi setrika dan tinggal sedikit lagi sih. Akhirnya aku pun bergegas kemudian ganti baju. Yeaahh ke rumah eyang trus lanjut pesta durian di malam minggu. Pas bangett lagi ngidam pengen durian.

Minggu, 01 Maret 2015

Tak meminta, hanya Menghamba

***
Allahu robby... di hari yg penuh kemuliaan ini, hamba mohon ampun atas segala dosa2 hamba. Begitu rajinnya hamba dalam melalaikan kewajiban sebagai hambaMu ya Allah.. ampuni segala tingkah, ucapan dan perilaku hambaMu ini ya Allah...

Seribu Makna di balik Gagalnya Rencana

Bismillah...
Esok ini, sebenarnya jadwalku libur. Tapi karena ada inventory dan rapat pengurus, semua jadwal yang sudah tersusun rapih gagal total. Sebal, kesal bahkan ingin marah sih awalnya.. padahal ingin menghabiskan liburan dirumah dan bisa tidur dengan nyenyak.. Tapi... tak pernah ada yang tau apa maksud Allah dr semua kegagalan rencana yang telah dirangkai dengan cantik.

Sabtu, 28 Februari 2015

Bukan Ucapan tapi Doa :')


Esok yang syahdu kembali datang menyapaku. Sayup sayup suara qori' terdengar merdu di langit2. Hari ini genap sudah umurku 23 tahun, yaa meski tak tertulis dengan cantik di jajaran angka bulan februari tahun ini. Kabisat... hahaha, tanggal lahir yang keren bukaan? Hanya ada 4 tahun sekali, sungguh langkaa :D

Ada atau tidak tanggal 29 februari di tahun ini bukanlah hal yang merisaukan buatku. Karena bagiku tak ada yang istimewa dengan ulang tahun, dimana usia makin merangkak naik, memaksa diri untuk semakin dewasa dan lebih mempersiapkan diri menuju gerbang kematian yang semakin dekat :'(

Rabu, 25 Februari 2015

Dikejar Deadline

Pagi ini seperti biasa aku terbangun pukul 2 dini hari.  Sebenarnya sudah terbangun sejak pukul 11 malam, karena memang tidur ba'da isya'. Tapi karena kantuk yang tak kunjung reda, akhirnya aku pun tertidur lagi, hingga angin malam kembali membangunkanku.

Minggu, 22 Februari 2015

Bingung Memilih Tempat Singgah?

Dunia ini memang selalu menjanjikan keindahan semu. Tapi... apakah semuanya kekal abadi?  Yap.. jawaban yang sudah kita kantongi sudahlah pasti "tidak". Lantas kenapa kita masih saja sering menomor satukan dunia tanpa memikirkan hakikatnya semua ini hanya kesemuan belaka?

Membayangkan bisa singgah dan hidup menetap di pesisir pantai, dimana setiap pagi bisa menjadi saksi akan fenomena terbangunnya mentari dari lelapnya. Merasakan desiran manja ombak yang membelai lembut jemari kaki yang siap berjuang kembali. Bersamaan dengan angin sepoi yang hilir mudik mengibaskan ketrentaman dalam hati. Atau disaat malam bertabur bintang dan rembulan yang bertengger manja di atas lautan yang menjanjikan kedamaian. Aaah... pasti indah dan menyenangkan..  ^^

Senin, 26 Januari 2015

Aku Tak Pernah Mengajarinya Berbohong

Waktu itu, aku kehilangan sebuah bando hitam yang biasa kukenakan saat di rumah. Sudah kucari kesana kemari dan tidak jua ku temukannya. Setelah itu, akupun bertanya kepada sepupuku apakah dia melihat bandoku. Sebut saja dia bunga. Tapi bunga bilang dia nggak tahu. Yasudah, akupun melupakan bando itu dan memutuskan untuk membeli yang baru.

Saringan yang Bolong

Entah berapa tahun yang lalu, saat aku masih SD. Seperti biasa, masak-masakan di dapur ibu sudah menjadi kegiatan rutin yang ku lakukan bareng adik sama mbak sepupuku. Yap tiga bersaudara yang tak pernah kehabisan akal buat ajang kreasi baru. Dari bikin tumpeng2an mini, kue kukus yang gatot, manisan, gorengan hingga coklat. Tak semuanya berhasil sih. Tapi kami tak pernah gagal dalam satu acara ini "berantakin dapur"... hihhihi
Kala itu kalau ndak salah sasaran uji coba membuat pisang goreng dan ketela goreng. Yah karena bahannya yang simpel dan bisa di dapat di dapur ibu, jadi tak perlu merogoh tabungan yang kami kumpulkan 100 perak tiap harinya.

Jumat, 16 Januari 2015

Meet Up.. Keluarga Langit

Mendung syahdu, semakin menambah keelokan gunung penanggungan yang tertutup awan di puncaknya. Kembali memaksaku untuk bertafakkur alam atas segala ciptaanNya yang begitu mengagumkan. Subhanallah... Seketika teringan acara baksos minggu 11 Januari kemarin.

Saat aku terbangun oleh suara gaduh ayam jantan yang saling bersahutan. Dengan keindahan mentari yang malu-malu menampakkan sinarnya. Dan aku, masih saja tak punya banyak keberanian untuk mengungkapkan apa yang memenuhi otakku minggu-minggu ini. Aku ingin ikut berkumpul dengan komunitas Keluarga Langit di agenda baksos ke ponpes milenium Sidoarjo. Hanya mengantongi izin dari ibu saja rasanya tak cukup buatku. Sejenak aku pun terambang dalam kebimbangan yang nyata. Sampai ibuku mengatakan bahwa jika aku benar-benar berniat pergi, yasudah berangkat saja.