Laman

Label

Kamis, 25 Juni 2015

Kawan Masa Kecil

Me & Azam, Putra kedua mbak sepupu :D

Siang ini, saat aku sedang tertidur pulas. Tiba-tiba, mbak sepupuku membangunkanku, dan mengajakku untuk mengunjungi bayi yang baru lahir. Putri kedua dari kawan masa kecilku, Wulan. Gadis yang lucu persis seperti kakaknya itu diberi nama Fahriyah. Tadi gapake foto, jadi potonya pake ilustrasi pas gendong keponakan yang bernama Azam :p


"Gendongen, ben ndang ketularan" celetuk mbakku. Dan seperti biasa, mereka kembali mencelotehkan aku yang masih menyendiri di tepian sunyi. :3 Wejangan dan lain-lain kembali saling susul. Tenang, Jomblo Pasti Berakhir tanggal 30 Juni besok. Deadline pengumpulan naskah antologi bareng grup Pengusaha Kampus Writerpreneur Jakarta, sebelum diseleksi dan kemudian dikirim ke penerbit mayor. :p Padahal aku belum pernah mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa, ehh nyasarnya ke grup para mahasiswa, Jakarta pula. Hahaha... no problem, yang penting bisa saling menginspirasi.

"Doakan saja yang terbaik, semoga bisa dalam waktu dekat :)" kataku.

Sedikit aneh juga memang. Di lingkungan rumahku, sudah tidak lagi kutemukan gadis seumuranku yang masih menjomblo. Tak heran, kalau orang-orang pada sibuk dengan pilihan mereka masing-masing. :3 Ah biarlah, semua sudah terskenario. Da biarkan ku tentukan pilihanku sendiri. :D

Wulan, adalah salah satu temanku sedari kecil. Tiap kali ketemu pasti bawaannya pengen terbang ke masa lalu. Saat dimana kita masih sama-sama unyu dan lucu. Ia adalah temanku bermain, bersekolah, hingga menjadi teman berantem juga. Hahaha. Jadi inget kita dulu bertengkar sampe akhirnya didamaikan oleh kantor segi empat bersama guru bernama Pak Harun.

Saat TK, kita selalu berangkat dan pulang sekolah bersama-sama. Bahkan, uang jajan pun selalu sama. Jaman dahulu, uang saku kami 200 rupiah. Kadang segitu juga kami kembalikan separuh dan cukup dengan uang saku 100 rupiah saja. Bahkan, kita juga sering mengembalikan semua uang jajan dan memilih untuk menghabiskan waktu istirahat untuk bermain ayunan di sekolah.

Satu kejadian yang paling menggelikan saat kita sedang bernostalgia dengan masa lalu adalah kisah dimana aku ditipu olehnya. Pagi-pagi, seperti biasa aku menjemput Wulan di rumahnya. Lama sekali aku berseru memanggil-manggil namanya, sebelum kemudian ia muncul di jendela kamar. Wajahnya penuh dengan make up, yang pasti itu kepunyaan ibunya. Sedangkan giginya diplester dengan kertas pembungkus rokok yang berwarna emas mengkilat. Jaman dahulu, orang-orang tua banyak yang menggunakan gigi palsu berwarna kuning emas yang mengkilat. Hihihihi

"Sekarang lho libur" serunya. Aku pun sedikit terheran karena Bu Guru tidak memberi tahu apa-apa kemarin. Dan aku pun pulang ke rumah. Tidak jadi berangkat sekolah. Dan esoknya, aku pun ditegur Bu Guru karena bolos. Ternyata tidak ada libur. Yang ada hanya aku sedang dikerjain olehnya agar tidak bolos sendirian. Marah? Iya, tapi itu dulu. Dan ini selalu menjadi hal lucu yang kami ceritakan tiap pulang mengaji. Berdiri di bawah pohon mangga dekat rumah. Tidak akan pulang, kalau adzan maghrib belum datang.

Tak hanya itu, bahkan ikan guppy juga bisa menjadi sumber masalah diantara kami. Saat memiliki ikan guppy jantan dengan ekor mengkilap dan si betina yang hamil adalah sebuah kebanggaan. Kalau salah satu dari kami memiliki ikan lebih banyak, akan ada yang diam-diam menyusup. Mengambili ikan-ikan yang ada di kolam ikan. Tentunya, agar tidak kalah banyak ikan yang dimiliki. Dan kembali berburu ikan guppy di sungai sebanyak-banyaknya di tiap hari libur, agar tetap bisa menjadi pemenang. Pemilik ikan terbanyak. Hahaha

Sayang sekali, sungai tempat kita mencari ikan di jaman dulu sudah hampir mengering. Dulu, kita masih bisa berenang di sungai, tapi sekarang boro-boro renang. Ikan aja mungkin udah ogah tinggal di sana karena banyaknya sampah. Sungguh miris melihatnya, ketika kesadaran akan cinta lingkungan semakin tertiadakan. Dan akhirnya, anak-anak jaman sekarang takkan punya pengalaman indah seperti masa kecilku dulu.

Masih begitu banyak kisah konyolku bersama Wulan. Iseng mengerjai anak tetangga baru yang menyewa rumah di sebelah rumahku. Cabe digoreng, dibilangnya udang, sehingga bocah laki-laki itu akhirnya kepedesan. Dan masih banyak lagi. Hingga takkan cukup diceritakan hanya dalam satu judul. wkwkwk :D

Masa kecilku sangat menyenangkan, bagaimana dengan masa kecilmu dulu? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya.. jangan lupa tinggalkan komentar dan follow g+ yaa.. ^_^