Laman

Label

Senin, 26 Januari 2015

Aku Tak Pernah Mengajarinya Berbohong

Waktu itu, aku kehilangan sebuah bando hitam yang biasa kukenakan saat di rumah. Sudah kucari kesana kemari dan tidak jua ku temukannya. Setelah itu, akupun bertanya kepada sepupuku apakah dia melihat bandoku. Sebut saja dia bunga. Tapi bunga bilang dia nggak tahu. Yasudah, akupun melupakan bando itu dan memutuskan untuk membeli yang baru.



Bunga adalah anak tunggal yang begitu dimanja oleh orang tuanya. Selain itu, dia yang sedari kecil bermain dan belajarnya bersamaku sehingga seperti adik sendiri. Bahkan saat ibunya sakit dan opname berhari hari, semua kebutuhannya sebelum sekolah aku yang mengurusi. Sembari aku juga bersiap untuk sekolah, aku juga membantunya dari menyiapkan baju, mandikan, siapin sarapan dan lain-lain hingga ia berangkat sekolah. Terbiasa di rumah, sehingga apapun yang kupunya juga biasa ia kenakan. Dan bagiku itu tidak masalah.

Dan suatu hari aku bertemu dengannya di rumah kakak sepupuku. Dan yang membuatku kaget adalah dia sedang mengenakan bando yang kucari, yang katanya ia tidak tahu keberadaannya. Aku tak marah sebenarnya meskipun bandoku harus pindah kepemilikan. Hanya tertegun menyayangkan sebuah kebohongan yang telah dikatakannya. Akupun berasa sangat kecewa dan bergumam dalam hati "Aku tak pernah mengajarinya berbohong, kenapa dia harus jadi pembohong?" padahal andai kata dia bilang jujur pun aku tak akan marah. "Ahh.. namanya juga anak-anak" tukasku kemudian

Semua berlalu, dan aku sudah lupa dengan kejadian itu. Kami sedang makan bersama, seperti biasa sepiring berdua. Setelah makanan habis, kami tak langsung berdiri. Aku tetap berduduk santai di lantai dan kemudian ibu memanggilku. Dengan nada bercanda aku pun bilang "Bentar sek belum selesai" kepada ibu yang ada di dapur. Seketika ingatanku pun berputar cepat bak gasing di atas lintasannya. "Aku tak pernah mengajarinya berbohong" lantas apa yang barusan telah kukatakan kalau bukan kebohongan meski niatnya hanya bercanda >.<

Astaghfirullah... Berasa sangat berdosa :'( . Aku pun tersadar, bahwa apapun yang dilakukan anak-anak itu karena ia mencontoh yang dewasa. Begitupula dengan kebohongan. Orang dewasa selalu berdalih tak pernah mengajari berbohong pada anak-anak. Padahal mungkin secara tak sengaja pernah melakukan kebohongan sebagai candaan di depan anak-anak. Dan kini aku pun merasa gagal menjadi saudara yang baik untuk bunga.

Sebuah pelajaran berharga agar bisa lebih pandai dalam mendidik anak dan benar-benar bisa menjadi orang tua yang baik kelak. Selalu katakan hal-hal yang baik dan ciptakan habbit yang baik. Kesalahan juga terletak pada kebiasaan memakai barang saudara yang dianggap biasa. Sedangkan itu akan menciptakan habbit yang salah.

Tak ada satu kejadian pun di dunia ini, melainkan untuk kita pelajari, dan muhasabah kembali atas semua kesalahan, sekecil apapun itu. Semoga bisa menjadi pengantar yang baik untuk masa depan yang lebih baik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya.. jangan lupa tinggalkan komentar dan follow g+ yaa.. ^_^