Laman

Label

Minggu, 22 Februari 2015

Bingung Memilih Tempat Singgah?

Dunia ini memang selalu menjanjikan keindahan semu. Tapi... apakah semuanya kekal abadi?  Yap.. jawaban yang sudah kita kantongi sudahlah pasti "tidak". Lantas kenapa kita masih saja sering menomor satukan dunia tanpa memikirkan hakikatnya semua ini hanya kesemuan belaka?

Membayangkan bisa singgah dan hidup menetap di pesisir pantai, dimana setiap pagi bisa menjadi saksi akan fenomena terbangunnya mentari dari lelapnya. Merasakan desiran manja ombak yang membelai lembut jemari kaki yang siap berjuang kembali. Bersamaan dengan angin sepoi yang hilir mudik mengibaskan ketrentaman dalam hati. Atau disaat malam bertabur bintang dan rembulan yang bertengger manja di atas lautan yang menjanjikan kedamaian. Aaah... pasti indah dan menyenangkan..  ^^


Tapi... apakah akan selamanya seindah itu?  Tidak. Bagaimana jika tiba-tiba ombak ganas mulai menepi? Merenggut puing-puing mimpi yang telah lama dibangun dengan susah payah, menggunakan pondasi yang seolah takkan terkikis waktu, meski bumi yang mulai mendesah karena lelah. Kembali ku bertanya pada air, yang selalu memberikan jawaban akan tiap insan yang dahaga akan kebenaran. Dimana aku harus singgah?

Kembali membayangkan bisa singgah dan hidup di pegunungan. Dimana setiap pagi menjelang, kan kutemui ribuan burung yang riuh menyiulkan nyanyian penuh kesyahduan. Terbuai akan keteduhan alam dengan pesona hijau yang penuh isyarat kebahagiaan. Ditambah dengan pesona malam yang selalu menjanjikan kedamaian. Aaah... kembali dibuai bayangan hidup bersanding dengan pepohonan. Dibumbuhi kesejukan alam yang menggiurkan tiap hati yang rana akan kesunyian.

Tapi... apakah akan selamanya seindah itu?  Tidak. Bagaimana jika tiba-tiba si jago merah datang menerkam? Mengusik nyanyian burung hantu yang menemani tidur lelapmu. Membumi hanguskan semua impian yang telah tertanam, bahkan jauh sebelum bebatuan terkikis oleh waktu dan jaman. Atau tanah longsor, atau bahkan gunung meletus. Bagaimana? Kembali ku bertanya pada angin yang tak pernah membohongi batin. Dimana aku harus singgah?

Aahh... semua lamunan itu kembali menenggelamkanku dalam sebuah bayangan. Singgah dan hidup disebuah kota megah yang indah. Dimana setiap pagi bisa menatap takjub keindahan gedung-gedung pencakar langit yang terkena semburat jingga sang mentari pagi. Dan dimalam hari bisa menikmati indahnya gemerlap lampion yang berjajar menghias kerinduan. Keelokan kota bertabur bintang di hamparan langit membuat semakin enggan memalingkan pandang meski sekejap saja.

Tapi... apakah akan selamanya seindah itu?  Tidak. Bagaimana jika terik membakar raga akibat tak terbendungnya pendirian rumah kaca di seluruh pelosok kota. Bagaimana jika banjir menyapu bersih kemegahan yang berdiri angkuh bersama dengan mimpi yang tak kunjung berbatas pelangi? Bagaimana? Kembali ku bertanya pada sang mentari yang tak pernah berdusta menyinari setiap raga yang kerap terluka. Dimana aku harus singgah?

Sebuah filosofi akan kehidupan manusia yang selalu diliputi keresahan akan ketentuan sebuah persinggahan sang "hati". Dimana ia selalu takut untuk melangkah karena terus dihantui oleh hal2 yang seharusnya tak perlu menjadi bumerang. Di dunia ini tak ada yang sempurna. Bahkan kesempurnaan itu sendiri hanyalah milik Dia yang sejati. Lantas sampai kapan kau terus bimbang dalam pilihan? Menimang nimang tanpa ada kepastian. Sampai kapan kau akan membiarkan kekosongan berpesta merayakan kebimbangan yang tak kunjung membuatmu memiliki tempat singgah di hati? Sampai kapan kau akan menyendiri dalam sunyi?

Pikirkanlah.. bahwa tak ada yang sempurna dalam hidup ini. Kesempurnaan itu akan terasa saat kau mampu bersyukur dengan apa yang ada, saling menerima kelebihan dan kekurangan serta saling melengkapi. ^_^
Tentukan pilihanmu sekarang juga. Dan tentu.. Libatkan Allah dalam segala urusanmu. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya.. jangan lupa tinggalkan komentar dan follow g+ yaa.. ^_^