Mendung syahdu,
semakin menambah keelokan gunung penanggungan yang tertutup awan di
puncaknya. Kembali memaksaku untuk bertafakkur alam atas segala
ciptaanNya yang begitu mengagumkan. Subhanallah... Seketika teringan
acara baksos minggu 11 Januari kemarin.
Saat aku terbangun
oleh suara gaduh ayam jantan yang saling bersahutan. Dengan keindahan
mentari yang malu-malu menampakkan sinarnya. Dan aku, masih saja tak
punya banyak keberanian untuk mengungkapkan apa yang memenuhi otakku
minggu-minggu ini. Aku ingin ikut berkumpul dengan komunitas Keluarga
Langit di agenda baksos ke ponpes milenium Sidoarjo. Hanya
mengantongi izin dari ibu saja rasanya tak cukup buatku. Sejenak aku
pun terambang dalam kebimbangan yang nyata. Sampai ibuku mengatakan
bahwa jika aku benar-benar berniat pergi, yasudah berangkat saja.
Sembari memantapkan
hati dan mengumpulkan segenap keberanian jujur sama bapak, aku
bergegas bersiap diri. Dengan mengenakan pakaian panjang berjaket
lengkap bersama sepatu putih dan menenteng tas ransel mini yang biasa
ku pakai. Aku pun menghampiri sosok paruh baya yang sedang berada di
bangunan sebelah rumah, meminta izin berangkat ke Sidoarjo.
Berat... itulah
kesan yang tersirat pada wajah lelaki paruh baya itu, saat harus
melapaskan putrinya bepergian sendiri. Tapi aku tiada lelah
meyakinkan bahwa aku akan tetap baik-baik saja. Aku selalu yakin
ketika niat itu benar-benar baik, pasti akan selalu ada jalan untuk
ditempuh.
Alhamdulillih..
begitu bersyukur, setelah sekian bualan ingin bisa bergabung dan
berbagi kasih sayang dengan anak-anak langit. Kulangkahkan kakiku
dengan penuh semangat dan senyuman. Sesekali menengok luar jendela
angkutan umum sambil bertanya-tanya sudah sampai dimana aku.
Semakin terharu
dengan sikap teman-teman yang bahkan sebenarnya hanya kenal melalui
sosial media. Mengetahui aku telah dalam perjalanan, mereka
menawarkan menjemputku. Dan aku pun akhirnya bareng sama Fania. Gadis
berrkerudung panjang yang periang. Bisa langsung akrab hanya dengan
sekali pertemuan. Subhanallah..
Sesampainya disana
kembali ku dibuat terharu oleh teman-temanku. Kak Andre, sosok pria jangkung
bermasker dengan jaket hitam yang membalut tubuhnya, langsung tertawa melihat kedatanganku. Kemudian berheboh
ria saat bisa benar-benar bisa bertemu dengan kak Ayu, kak fina,
Firda, Mbak Arian dan masih banyak lagi. Senang yaa ahirnya bisa ngobrol langsung, tak hanya melalui layar hp saja ^^. Mereka pada terkejut karena
akhirnya aku bisa datang. Meskipun sedikit sesal sih, karena gak bisa
bertemu dengan Mbak Ifat. Bundanya Keluarga Langit yang selalu
membuatku merasa berguna. Sosok yang sangat baik :')
Sejenak di tengah
nostalgia bareng teman-teman, perhatianku teralihkan oleh banyaknya
anak-anak kecil yang sedang berkeliaran di halaman panti. Kemudian
tanpa rasa takut, seorang bocah menggandeng ku, memegang helaian
bajuku dan menunjuk-nunjuk ke teman-temannya yang kepalanya botak.
Allaah... mereka seumuran keponakan-keonakanku, dan mereka begitu
kurang kasih sayang karena sedikitnya pengasuh sehingga mereka pun
harus berebut perhatian dengan anak-anak yang lain. Fabiayyi aalaa
irobbikumaa tukaddzibaan.. ni'mat apa lagi yang telah kamu dustakan?
Gumamku dalam hati.
Meraka adalah
anak-anak langit, Amanah Langit.. begitulah sebutan mereka. Karena
tak ada yang tahu asal muasal mereka berasal. Anak-anak yang tak
diinginkan oleh orang tua mereka, sebagian ditinggal begitu saja
didepan pintu gerbang. Allahu Robbii, dimana hati nurani dan rasa
keibuan mereka? Gerutuku dalam batin.
Setelah pembukaan
do'a oleh Gus Mad, pimpinan Ponpes Yatim Piatu Bayi dan Balita
Sidoarjo, kakaK_L segera berpencar dengan jobdesk masing-masing.
Sedangkan aku, sempat membuat kak fina kebingungan mencari namaku di
daftar hadir para relawan. Hehehe... yaa jelas namaku tidak tertera,
karena kehadiranku pun tak terduga awalnya. Akhirnya aku masuk ke tim
PDKT. Berkeliling dari satu pengasuh ke pengasuh yang lain sesuai
daftar yang telah kami terima tiap kelompok.
Menaiki tangga ke
lantai dua, melewati sebuah lorong kecil dengan beberapa burung yang
bertengger pada sangkar yang menggantung di langit-langitnya. Kami
pun bertemu dengan pengasuh yang biasa dipanggil Mami oleh adik-adik.
Mengasuh 10 anak-anak yang tingkah polahnya berbeda-beda. Sembari
menatap prihatin ke sekeliling ruangan yang bisa dikatakan “kurang
bersih” dengan beberapa pakaian berantakan yang sedah dirapikan.
Mbak Meryn membuka
obrolan pertama sembari memberikan oleh-oleh sebuah kerudung yang
langsung dipakaikan oleh anak asuh laki-laki kesayangan yang paling
pandai. Dan saat yang lain sibuk dengan perbincangan hangat dengan
mami, aku pun disibukkan dengan adik-adik disana yang mengerubungiku.
Mereka berebut untuk duduk dipangkuanku, salah satunya bernama
khofifah. Anak yang super hyper aktif yang tak pernah mau mengalah
dengan yang lainnya. Dia biasa di panggil china karena matanya yang
sipit dan kulitnya yang putih persis keturunan china. Subhanallah...
rasanya sungguh senang bisa merangkul mereka.
Berpindah dari
tempat Mami, ke tempat pengasuh yang khusus bayi baru lahir sampai
sekitar 1,5 tahunan. Pemandangan yang cukup membuat hatiku sangat
miris. 1 box bayi berisi hingga 5 anak. Dan box satunya lebih kecil,
berisi 3 bayi yang sedang bermasalah. Dari yang sariawan, hingga
terkena gizi buruk. :'(
Saat serangkaan
acara PDKT selesai, aku pun ikut bergabung ke tempat bermain dan
belajar. Setelah semua adik-adik senam ceria sambil nyanyi lagu ayam
bebek yang sudah mereka hafal, mereka diajak membuat sebuah kelung
nama dari seuntai tali dengan sepotong kertas dan potongan-potongan
sedotan warna warni. Disana aku pun disuguhkan berbagai pemandangan
yang semakin menguji rasa syukurku. Bertemu Harun dan Maryam, yang
kondisi fisiknya memang berbeda dengan yang lain. Kemudian nampak
amalia yang tiada henti tertawa gembira berada di pelukan kakaK_L.
Dan aku ikut berganti menggendong Chima, nama aslina Fatimah. Gadis
kecil yang cantik dan lucu dengan didampingi kakaknya, kalo ndak
salah sih namanya Nayla. Tapi entahlah.. hehe belum bisa menghafal
nama-nama mereka.
Saat setelah lama
aku memangku bocah yang entah teman-teman sendiri tak tahu namanya
dan menyuapinya dengan puding yang disediakan kakaK_L, perhatianku
terpusat oleh suara tangisan yang sejenak memecahkan keramaian. Aku
menoleh ke ujung dan melihat seorang bocah laki-laki sedang jatung
tengkurap di lantai. Spontan kakiku pun langsung berlari
menghampirinya dan mencoba menggendongnya untuk meredakan tangisan
itu. Namun, sesaat aku pun dibuat panik dengan darah yang mengucur
dari bibirnya.
Sebenarnya tak ada
yang parah dengan lukanya, hanya gusi yang berdarah. Tapi mungkin
naluri seorang kakak kali yaa yang berlebihan :p (jangan sebut naluri
keibuan) :p. Aku pun menggendongnya sembari berlari ke tempat dokter
THT memeriksa yang lain. Berat sih, menggendong SBY udah lumayan
gedhe dengan badanku yang mungil. Sesekali rasanya dia pengen jatoh
dari gendonganku. hehehe
Bersyukur ada kakak
Hery yang ikut cepat tanggap membantuku mengobati SBY dengan
memberikan air kumur yang entah dicampur apa aku gak faham (bukan
dokter :p). Setelah itu dia tertidur dalam pangkuanku, dan kuantar ke kamarnya. Dan dia langsung tergeletak begitu saja di lantai, tanpa sehelai tikar pun menyelimutinya. Allah :'(
Sempat terkagetkan
juga dengan kehadiran Tian, yang biasa dipanggil CT (Cak Tian)
tiba-tiba ada di depanku. Padahal awalnya dia juga absen di acara
hari itu. Tertawa... Tsaaahh... hahhaha akhirnya setelah sekian bulan
kita kenal di dumay, bisa ketemu juga. Yah umurnya tertaut setahun
dibawahku, tapi semangat juang dan belajarny bisa dikata puluhan tahun lebih tua dariku. Dia lah yang
berjasa mempertemukan aku dengan keluarga yang kece ini.. Keluarga
Langit. Dengan berbagai hal yang mampu membuatku kagum.
Kehebohan bertambah saat tim Sosmed akhirnya bisa terkumpil lengkap. Aku, Mas Diky, Fania, Firda dan Mbak arian. Dan yang paling nmapak heboh sendiri adalah mas Diky, secarah dia cowok sendiri diantara kami berempat. hahhaha
Kebetulan yang
begitu indah, dengan sebuah kebersamaan yang selalu membuat rindu.
Yeaah... sebuah kebetulan ini adalan rencana yang telah ditakdirkan
Allah untukku, sebagai tempatku untuk bermuhasabah. Alhamdulillah...
Terima kasih Allah dengan semua kesempatan ini hingga aku bisa
melangkah, tersenyum dan bahagia ditengah-tengah mereka.
Allahu Akbar, salut saya menbaca kisah perjalananmu. Jadi bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan Oleh-Nya, terkadang juga sering lupa..Astaghfirullah...
BalasHapusterkadang terlupakan, ketika diluar sana, banyak orang2 yang tak seberuntung diri ini,
oya, tulisannya bagus...semangat ya...
makasih om bud ^^
HapusWuih keren acaranya, Mak. Merinding aku bacanya. :')
BalasHapusAcaranya memang keren Mak.. Sunggung benar-benar bisa merasakan indahnya berbagi :') Makasih ya mak ^^
Hapus