Laman

Label

Jumat, 16 Januari 2015

Meet Up.. Keluarga Langit

Mendung syahdu, semakin menambah keelokan gunung penanggungan yang tertutup awan di puncaknya. Kembali memaksaku untuk bertafakkur alam atas segala ciptaanNya yang begitu mengagumkan. Subhanallah... Seketika teringan acara baksos minggu 11 Januari kemarin.

Saat aku terbangun oleh suara gaduh ayam jantan yang saling bersahutan. Dengan keindahan mentari yang malu-malu menampakkan sinarnya. Dan aku, masih saja tak punya banyak keberanian untuk mengungkapkan apa yang memenuhi otakku minggu-minggu ini. Aku ingin ikut berkumpul dengan komunitas Keluarga Langit di agenda baksos ke ponpes milenium Sidoarjo. Hanya mengantongi izin dari ibu saja rasanya tak cukup buatku. Sejenak aku pun terambang dalam kebimbangan yang nyata. Sampai ibuku mengatakan bahwa jika aku benar-benar berniat pergi, yasudah berangkat saja.

Sembari memantapkan hati dan mengumpulkan segenap keberanian jujur sama bapak, aku bergegas bersiap diri. Dengan mengenakan pakaian panjang berjaket lengkap bersama sepatu putih dan menenteng tas ransel mini yang biasa ku pakai. Aku pun menghampiri sosok paruh baya yang sedang berada di bangunan sebelah rumah, meminta izin berangkat ke Sidoarjo.

Berat... itulah kesan yang tersirat pada wajah lelaki paruh baya itu, saat harus melapaskan putrinya bepergian sendiri. Tapi aku tiada lelah meyakinkan bahwa aku akan tetap baik-baik saja. Aku selalu yakin ketika niat itu benar-benar baik, pasti akan selalu ada jalan untuk ditempuh.

Alhamdulillih.. begitu bersyukur, setelah sekian bualan ingin bisa bergabung dan berbagi kasih sayang dengan anak-anak langit. Kulangkahkan kakiku dengan penuh semangat dan senyuman. Sesekali menengok luar jendela angkutan umum sambil bertanya-tanya sudah sampai dimana aku.

Semakin terharu dengan sikap teman-teman yang bahkan sebenarnya hanya kenal melalui sosial media. Mengetahui aku telah dalam perjalanan, mereka menawarkan menjemputku. Dan aku pun akhirnya bareng sama Fania. Gadis berrkerudung panjang yang periang. Bisa langsung akrab hanya dengan sekali pertemuan. Subhanallah..

Sesampainya disana kembali ku dibuat terharu oleh teman-temanku. Kak Andre, sosok pria jangkung bermasker dengan jaket hitam yang membalut tubuhnya, langsung tertawa melihat kedatanganku.  Kemudian berheboh ria saat bisa benar-benar bisa bertemu dengan kak Ayu, kak fina, Firda, Mbak Arian dan masih banyak lagi. Senang yaa ahirnya bisa ngobrol langsung, tak hanya melalui layar hp saja ^^. Mereka pada terkejut karena akhirnya aku bisa datang. Meskipun sedikit sesal sih, karena gak bisa bertemu dengan Mbak Ifat. Bundanya Keluarga Langit yang selalu membuatku merasa berguna. Sosok yang sangat baik :')
Sejenak di tengah nostalgia bareng teman-teman, perhatianku teralihkan oleh banyaknya anak-anak kecil yang sedang berkeliaran di halaman panti. Kemudian tanpa rasa takut, seorang bocah menggandeng ku, memegang helaian bajuku dan menunjuk-nunjuk ke teman-temannya yang kepalanya botak. Allaah... mereka seumuran keponakan-keonakanku, dan mereka begitu kurang kasih sayang karena sedikitnya pengasuh sehingga mereka pun harus berebut perhatian dengan anak-anak yang lain. Fabiayyi aalaa irobbikumaa tukaddzibaan.. ni'mat apa lagi yang telah kamu dustakan? Gumamku dalam hati.

Meraka adalah anak-anak langit, Amanah Langit.. begitulah sebutan mereka. Karena tak ada yang tahu asal muasal mereka berasal. Anak-anak yang tak diinginkan oleh orang tua mereka, sebagian ditinggal begitu saja didepan pintu gerbang. Allahu Robbii, dimana hati nurani dan rasa keibuan mereka? Gerutuku dalam batin.





Setelah pembukaan do'a oleh Gus Mad, pimpinan Ponpes Yatim Piatu Bayi dan Balita Sidoarjo, kakaK_L segera berpencar dengan jobdesk masing-masing. Sedangkan aku, sempat membuat kak fina kebingungan mencari namaku di daftar hadir para relawan. Hehehe... yaa jelas namaku tidak tertera, karena kehadiranku pun tak terduga awalnya. Akhirnya aku masuk ke tim PDKT. Berkeliling dari satu pengasuh ke pengasuh yang lain sesuai daftar yang telah kami terima tiap kelompok.

Menaiki tangga ke lantai dua, melewati sebuah lorong kecil dengan beberapa burung yang bertengger pada sangkar yang menggantung di langit-langitnya. Kami pun bertemu dengan pengasuh yang biasa dipanggil Mami oleh adik-adik. Mengasuh 10 anak-anak yang tingkah polahnya berbeda-beda. Sembari menatap prihatin ke sekeliling ruangan yang bisa dikatakan “kurang bersih” dengan beberapa pakaian berantakan yang sedah dirapikan.

Mbak Meryn membuka obrolan pertama sembari memberikan oleh-oleh sebuah kerudung yang langsung dipakaikan oleh anak asuh laki-laki kesayangan yang paling pandai. Dan saat yang lain sibuk dengan perbincangan hangat dengan mami, aku pun disibukkan dengan adik-adik disana yang mengerubungiku. Mereka berebut untuk duduk dipangkuanku, salah satunya bernama khofifah. Anak yang super hyper aktif yang tak pernah mau mengalah dengan yang lainnya. Dia biasa di panggil china karena matanya yang sipit dan kulitnya yang putih persis keturunan china. Subhanallah... rasanya sungguh senang bisa merangkul mereka.

Berpindah dari tempat Mami, ke tempat pengasuh yang khusus bayi baru lahir sampai sekitar 1,5 tahunan. Pemandangan yang cukup membuat hatiku sangat miris. 1 box bayi berisi hingga 5 anak. Dan box satunya lebih kecil, berisi 3 bayi yang sedang bermasalah. Dari yang sariawan, hingga terkena gizi buruk. :'(

Saat serangkaan acara PDKT selesai, aku pun ikut bergabung ke tempat bermain dan belajar. Setelah semua adik-adik senam ceria sambil nyanyi lagu ayam bebek yang sudah mereka hafal, mereka diajak membuat sebuah kelung nama dari seuntai tali dengan sepotong kertas dan potongan-potongan sedotan warna warni. Disana aku pun disuguhkan berbagai pemandangan yang semakin menguji rasa syukurku. Bertemu Harun dan Maryam, yang kondisi fisiknya memang berbeda dengan yang lain. Kemudian nampak amalia yang tiada henti tertawa gembira berada di pelukan kakaK_L. Dan aku ikut berganti menggendong Chima, nama aslina Fatimah. Gadis kecil yang cantik dan lucu dengan didampingi kakaknya, kalo ndak salah sih namanya Nayla. Tapi entahlah.. hehe belum bisa menghafal nama-nama mereka.

Saat setelah lama aku memangku bocah yang entah teman-teman sendiri tak tahu namanya dan menyuapinya dengan puding yang disediakan kakaK_L, perhatianku terpusat oleh suara tangisan yang sejenak memecahkan keramaian. Aku menoleh ke ujung dan melihat seorang bocah laki-laki sedang jatung tengkurap di lantai. Spontan kakiku pun langsung berlari menghampirinya dan mencoba menggendongnya untuk meredakan tangisan itu. Namun, sesaat aku pun dibuat panik dengan darah yang mengucur dari bibirnya.

Sebenarnya tak ada yang parah dengan lukanya, hanya gusi yang berdarah. Tapi mungkin naluri seorang kakak kali yaa yang berlebihan :p (jangan sebut naluri keibuan) :p. Aku pun menggendongnya sembari berlari ke tempat dokter THT memeriksa yang lain. Berat sih, menggendong SBY udah lumayan gedhe dengan badanku yang mungil. Sesekali rasanya dia pengen jatoh dari gendonganku. hehehe

Bersyukur ada kakak Hery yang ikut cepat tanggap membantuku mengobati SBY dengan memberikan air kumur yang entah dicampur apa aku gak faham (bukan dokter :p). Setelah itu dia tertidur dalam pangkuanku, dan kuantar ke kamarnya. Dan dia langsung tergeletak begitu saja di lantai, tanpa sehelai tikar pun menyelimutinya. Allah :'( 

Sempat terkagetkan juga dengan kehadiran Tian, yang biasa dipanggil CT (Cak Tian) tiba-tiba ada di depanku. Padahal awalnya dia juga absen di acara hari itu. Tertawa... Tsaaahh... hahhaha akhirnya setelah sekian bulan kita kenal di dumay, bisa ketemu juga. Yah umurnya tertaut setahun dibawahku, tapi semangat juang dan belajarny bisa dikata puluhan tahun lebih tua dariku. Dia lah yang berjasa mempertemukan aku dengan keluarga yang kece ini.. Keluarga Langit. Dengan berbagai hal yang mampu membuatku kagum.

Kehebohan bertambah saat tim Sosmed akhirnya bisa terkumpil lengkap. Aku, Mas Diky, Fania, Firda dan Mbak arian. Dan yang paling nmapak heboh sendiri adalah mas Diky, secarah dia cowok sendiri diantara kami berempat. hahhaha 
Kebetulan yang begitu indah, dengan sebuah kebersamaan yang selalu membuat rindu. Yeaah... sebuah kebetulan ini adalan rencana yang telah ditakdirkan Allah untukku, sebagai tempatku untuk bermuhasabah. Alhamdulillah... Terima kasih Allah dengan semua kesempatan ini hingga aku bisa melangkah, tersenyum dan bahagia ditengah-tengah mereka.

4 komentar:

  1. Allahu Akbar, salut saya menbaca kisah perjalananmu. Jadi bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan Oleh-Nya, terkadang juga sering lupa..Astaghfirullah...

    terkadang terlupakan, ketika diluar sana, banyak orang2 yang tak seberuntung diri ini,

    oya, tulisannya bagus...semangat ya...

    BalasHapus
  2. Wuih keren acaranya, Mak. Merinding aku bacanya. :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Acaranya memang keren Mak.. Sunggung benar-benar bisa merasakan indahnya berbagi :') Makasih ya mak ^^

      Hapus

Terimakasih atas kunjungannya.. jangan lupa tinggalkan komentar dan follow g+ yaa.. ^_^