Laman

Label

Rabu, 11 Maret 2015

Sempurna Meski Penuh Tambal 'Tapi'

Malam ini seolah sempurna menjadi milikku. Ya.. hanya milikku. Hening, sunyi, tanpa suara knalpot yang memekakkan telinga. Hanya menyisakan suara angin yang menderu-deru, tanda bahwa hujan akan kembali turun.

Pukul 01.06 pagi, ponselku masih sama seperti sebelum aku terlelap. Kosong tanpa satu pun pesan masuk. Atau bahkan email balasan dari teman yang ada di Turki. Nihil... entah ini menjadi kabar baik atau malah benar-benar menyedihkan.


Teringat 2 artikel yang harus segera aku selesaikan. Dengan mata yang masih berat, aku pun beranjak dari tempat tidurku yang penuh mimpi. Menyibakkan selimut tebal yang setia menghangatkanku di musim penghujan seperti sekarang ini. Berjalan mengendap, seperti biasa. Tiap tengah malam adalah jadwalku bercengkrama dengan laptop. Bermesraan dengan tumpukan bahan artikel atau bahkan kumpulan kata dan sajak sendu tentang rindu.

Kakakku terlelap, tepat berada di depan laptop yang masih berkedip-kedip riang. Yang berbeda hanya tempatnya. Biasanya aku harus mengendap-endap untuk memasuki kamarnya, kali ini tak perlu lagi. Kakak terlelap persis di tempatnya mengajar les anak-anak sekitar rumah semalam.
Kembali ke kamarku dan menenteng sebuah leptop, menarik sembarangan kaber charger yang terserak di lantai. Aku menyelimuti kembali kakiku dengan sempurna. Hangat. Laptop pun sempurna menyala di pangkuanku. Dua bantal berjajar sebagai tumpuan punggungku agar terasa nyaman. "Berharap" mampu menambah speed otakku untuk bekerja dobel ekstra lebih cepat dari hari hari biasanya.

Menatap sisa sisa history facebook di google chrome yang memenuhi dekstop. Akhirnya menggodaku untuk kembali membuka akun facebookku melalui si browser musang. Menatap titik titik obrolan yang berpendar warna hijau. Ah yaa... mataku kembali menangkap satu nama. Yang bahkan berhari hari telah benar benar menghilang enyah dari peredaran. Lebih tepatnya mungkin hanya pergi dari keseharian berdiskusi panjang lebar denganku. Hahhaha

Tak masalah. Hari ini tetap sempurna meski harus ditambal dengan banyak "tapi" di sana sini. Yeahh.. karena sejatinya memang tak ada hari yang buruk, yang ada hanya penilaian dan perasaan kita sendiri yang menciptakan "buruk". Sempurna... ah yaa.. selalu sempurna. Sesempurna rencanaNya. Dan sungguh sempurna pula kegagalan meraup rekor deadline yang kurencanakan matang matang.

Menatap lamat lamat layar laptop yang menampilkan beraneka berita, status, atau bahkan keluhan keluhan "tak penting". Mengharap sebuah sapaan? Hahhaha "iya". Namun itu tertahan hanya di angan angan. Aku yang akhir akhir ini mendominasi setiap percakapan merasa mulai berfikir bahwa "aku mulai membosankan" . Memang. Sikap yang tak kunjung "dewasa" kerap menimbulkan rasa yang tak nyaman. Bahkan itu kurasakan sendiri. Hahaha

Ah yasudah lupakan semua harapan, semua janji. Dan aku kembali dengan dua laman dengan data yang siap ku olah. Membaca detil dari atas hingga bawah. Mencoba memahami dan mengingat ingat agar mudah menyusunnya menjadi sebuah kalimat yang padu.

Sebaris kalimat. Tidak. Kuhapus lagi menjadi tiga potong kata. Kembali sebaris kalimat lagi. Ah yaa... otakku berhenti seketika. Tak ada kata yang menari gesit dengan indah dalam otakku kali ini. Buntu. Ah entahlah. Kalut. Mungkin tidak juga, hanya sedikit sesak. Ribuan "tapi" yang menambal sempurnanya hari memang nyata. Dan aku kembali meringkuk ke dalamnya. Ke dalam kisah konyol yang tak tahu kemana arahnya.

Dan benar. Malam ini sempurna milikku. Dengan denting jarum jam weker yang maju segan mundur pun tak mahu. Ya jelaslah, sudah sebulan aku membiarkannya tetap "mati" hahaha. Mendesia perlahan. Dengung suara mesin laptop berkolaborasi dengan mungkin puluhan jangkrik, menyanyikan lagu bak nina bobok.

Pukul dua. Pukul tiga. Sempurna kuhabiskan hanya dengan menatap kosong layar yang tak henti balik menatapku genit. Tetap hening, tak bergeming. Hanya satu dua status baru yang berhasil muncul ke permukaan berandaku. Ah tapi bukan itu yang benar menarik perhatianku. Titik titik hijau yang masih berpendar dalam bulatannya, yang kemudian "tap" menghilang dari permukaan.

Aku kembali menghela nafas panjang. Memutuskan menutup beranda menyebalkan itu. Mencoba fokus kembali dengan dua laman yang sedang menanti jawaban dari deadline yang kuciptakan sendiri. Namun nihil... Sesak nafas yang tertahan seolah menerkam buas semua rangkaian kalimat yang biasa berpendar ringan di otakku.

Sesak. Dan malam ini sempurna milikku. Ku putuskan kembali melanjutkan tidurku yang "terganggu". Tak nyenyak, karena deadline terus membayangiku. Di satu sisi, hawa dingin yang menusuk menyesakkan pernafasanku dalam artian hawa dingin yang berbeda dan dilihat dari sudut pandang yang tak sama pula.

Aku tertidur dalam artian yang berbeda. Naluriku tetap hidup. Mimpi mimpi aneh benar benar telah menyiapkan amunisinya untuk membuatku tak nyaman pagi ini. Masih tetap dengan gaya "kurang tidur". Tapi malam ini sempurna milikku. Meski harus di tambal dengan juntaian kata "tapi". Malam ini tetaplah Sempurna. Sesempurna bulatnya purnama. Sesempurna hari yang melesat begitu cepat tanpa tau bagaimana cara melamban.

Aku tetap tersenyum pagi ini dengan senyum dalam arti dan kondisi yang berbeda ^^. Sempurna....

#HeningMalam #SepotongSajak #Nyerpen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya.. jangan lupa tinggalkan komentar dan follow g+ yaa.. ^_^