Laman

Label

Minggu, 03 Mei 2015

Melawan Bocah :D

Minggu..  tak biasanya aku menghabiskan liburan di rumah. Pagi yang mendung dengan semilir angin dingin yang beku. Memenuhi segala aktivitas rumahan seperti biasa.

Setelah serangkaian acara pencucian pakaian kotor dan ritual rutin beberes rumah, lagi-lagi aku digoda oleh seorang bocah berumur 2 tahun..  iya, keponakan yang ngegemesin tiap kali berceloteh ria.

Berdiri di depan pintu sambil memanggilku dengan lantang "maaaahh... mah..  lok tabis (baca : liat teletubies) " . Hanya bisa cengar cengir liat bocah satu ini. Sangat cerdas dan mudah mnerima apapun yang dilihat dan didengar. Yang menimbulkan kekhawatiran jika dipegang orang yng tak tepat.

Membawa sebungkus sabun "lifebuoy warna hijau". Hah belum mandi sudah main nyari2 ammahnya..  :D minta di puterin film streaming teletubies.. dirumah memang sengaja nggak pasang tv lagi, karena tayangannya yg kebanyakan tidak mendidik. Jadi lebih memilih mendenarkan suara muslim surabaya 93,8 FM yang bahasannya bisa lebih banyak diserap makna dan manfaatnya.

Karena leptop masih dipkai mngerjakan tugas oleh kakak, dia pun merengek. Tapi tak semua keinginan anak harus langsung terpenuhi, kita sebagai orng dewasa harus pandai-pandai memberi pemahaman terhadap anak. Dengan tidak selalu memenuhi keinginan anak-anak, secara tidak langsung kita juga akan mengajarinya sebuah arti kesabaran, atau kekalahan.. sehingga saat ia dewasa nanti tidak mudah down dengan kegagalan yang ia peroleh. Mengajari anak untuk bisa lebih bersyukur dengan keadaan. Dan dia pun mengerti, kemudian memutuskan bermain jeprat-jepret dengan handphoneku..  bener2 cerdas, bisa motret padahal gak ada yang ngajari.

Mengajak mandi. Dia pun merengek saat tak ajak mandi, maunya nonton teletubies. "Mandi dulu, baru boleh liat tabis yaa" kataku. Dia tetep merengek.. tapi kembali lagi bahwa orang dewasa harus tetap konsisten dengan ucapannya. Jadi, jangan mengalah dan melonggarkan aturan hanya karena rengekan kecil bocah. Eaaaa.... wkwkwkwk

Seringnya orang dewasa kesulitan saat akan memandikan seorang bocah. Bahkan ibuku sendiri susah merayu bocah ini untuk mandi. Sebenarnya tak sulit amat membuat anak "mau" dengan sukarela dimandikan. Cukup pasang expresi menyenangan. Ekspreaikan bahwa mandi itu menyenangkan. Seolah ingin mengajak bermain "ayo mandi yuuk, main air yuk.. seneng lho" dan taraaaa... bocah ini pun akhirnya dengan senang hati mau mandi tanpa harus ada rengekan malah dengan senyum dan tawa mungilnya. ^_^ (tapi tak selamanya mudah, serius! :p) Yaa... bocah ini jugalah yang kapan waktu pas ditinggal ibunya, gamau dimandikan neneknya alias ibuku, tapi maunya cuma sama ammahnya :3


#Latepost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya.. jangan lupa tinggalkan komentar dan follow g+ yaa.. ^_^