Laman

Label

Sabtu, 04 Juli 2015

Sentilan Manis dari Allah

Pagi ini, tanpa sengaja aku membaca sebuah postingan seorang teman di dinding facebook. Ya.. dia adalah seorang yang kerap menegur dan mengingatkanku kala aku dalam sebuah kesalahan. Kembali lagi mendapatkan sebuah sentilan manis dari Allah melalui tulisannya. Sebuah tulisan tentang kehebatan seorang bapak. Sebuah tulisan yang menceritakan harmonisnya sebuah keluarga, tentang kasih sayang dan perhatian, dan tentang cara mendidik seorang anak.


Tersentak. Rasanya pikiranku mulai terkoyak. Aku malu, tatkala aku hanya pandai menuliskan puisi rindu kepada seseorang yang belum nyata bagiku, sedangkan untuk orang tuaku? tak ada hal istimewa yang berhasil kuberikan kepada mereka. :'( Aku masih saja sering menuntut orang tuaku untuk melakukan hal yang benar dalam mengajariku, tapi aku sendiri enggan untuk belajar memahami mereka lebih dalam.

Bahkan tak pernah terbesit dalam pikiranku untuk sekedar menulis betapa perhatiannya orang tuaku. Meskipun aku yang sudah sedewasa ini, masih saja sering dimanjakan mereka. Membaca ceritanya, aku pun teringat bahwa aku juga sering melakukan hal yang sama. Aku pura-pura tidur tanpa selimut, agar saat Bapak mengecek semua pintu sembari ke kamarku dan menyelimuti tubuhku yang terkena hawa pegunungan. Bahkan aku pun sering, saat mendengar adzan subuh, sengaja tidak langsung bangun. Agar Bapak membangunkanku dengan gelitikannya, atau usapan tangannya di pipiku. :') Dan sekarang, Bapaklah yang akan membangunkanku, tatkala waktu tahajjud hampir habis sedangkan aku masih terlelap dalam mimpiku. Sembari berkata, "Udah hampir setengah empat, nggak sholat?"

Manja, memang aku terkesan sangat manja sedari aku kecil. Ya... bahkan memang sangat manja. Aku sering, saat males makan, kemudian disuapi oleh ibu. Dan itu benar-benar nyata. Kalau ibu sedang makan, dan aku males ambil piring, aku biasanya disuapi sama Ibu. Itulah Ibu, yang selalu mengerti, bagaimanapun suasana hatiku. Yang begitu peka saat aku sedang bermasalah, atau sedang berbunga-bunga, bahkan sedang jatuh cinta. Ia Ibuku, yang dengan cerewetnya tetap menyuapiku, yang dengan kemarahannya akan membuatku kenyang tanpa makan sesuap nasi pun.

Saat kau mengenalku, mungkin kau baru akan tahu, bahwa aku lebih manja dan kekanak-kanakan ketimbang adikku sendiri. Dia lebih terlihat dewasa dalam bersikap dan berbicara. Tapi, inilah apa adanya aku. Gadis yang manja, dan akan selalu manja. 

Bapak, satu kata, beribu berkah tersimpan dalam rengkuhannya. Dan Ibu, satu kata, beribu berkah tersimpan dalam bait-bait doanya. Hingga seluruh kunci pintu surga, terselip dalam telapak kakinya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan-Nya untuk Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah belajar memahamiku. Dan semoga kelak, aku bisa membahagiakanmu Bapak, Ibu. Mengajakmu ke Baitullah, hingga ke surga-Nya. Semoga setiap harapan yang Bapak Ibu impikan bisa segera terijabah dalam waktu dekat ini.

Salam penuh kasih.
Gadis manja, yang akan selalu manja. :')
@istfun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya.. jangan lupa tinggalkan komentar dan follow g+ yaa.. ^_^