Kala itu tahun pertama semester keduaku di sebuah sekolah SMA swasta yang tak jauh dari rumah. Tiba tiba Kepala Sekolah menghampiriku dan mengamanahiku sebuah kantin sekolah yang telah lama tak diberfungsikan. Awalnya aku merasa sangat senang mendapatkan kepercaan langsung dari beliau. Kupikir semuanya mudah dan bisa langsung berjalan dengan lancar. Tapi aku salah, semua butuh proses dan perjuangan panjang.
Hanya bermodalkan satu kardus mie instan dan sebuah kulkas pendingin
dari coca-cola, aku dan dua temanku belajar menjalankan usaha
perdagangan kecil dan pengembangan modal. Untuk semua peralatan, kita
menggunakan inventaris kantin yang lama. Masih tersimpan mulai dari
mangkok, sendok, garpu, panci dan sebuah kompor gas yang masih
menggunakan minyak tanah.
Semenjak hari itu, tak ada lagi jam istirahat bagiku. Kesibukan
semakin bertambah, selain harus belajar mata pelajaran yang diajarkan
pada umumnya, kini juga harus mengatur perputaran bisnis kecil yang
telah menjadi amanahku. Setiap pagi, sebelum bel masuk kelas
berbunyi, pasar yang hanya berjarak beberapa meter di bawah gedung
sederhana tempatku menimba ilmu menjadi kunjungan rutinku.
Tak jarang aku menjadi bahan bullyan bagi anak-anak SMA yang sekolah
di sebrang sekolahku. Dengan berseragam lengkap, berjalan membawa
sekardus mie instan, beberapa ikat sawi dan sejurigen minyak tanah
isi lima liter. Sesekali harus berhenti di tengah jalan untuk sekedar
membetulkan tali sepatu yang terlepas. Itulah rutinitas pagiku,
hingga seolah punya hak istimewa keluar masuk gerbang sekolah dan
melewati pak penjaga yang berkumis serta bertubuh kekar, tanpa lagi
menggunakan buku tatibsi.
Kalau mau sekses harus bisa memutuskan urat malu, begitulah kata para
pebisnis yang kukenal. Itu juga salah satu modalku dalam menjalankan
amanah yang kupikul. Selain tiap pagi menyempatkan waktu ke pasar,
menyisihkan sedikit waktu pelajaran untuk sekedar mempersiapkan semua
peralatan berjualan, satu atau setengah jam sebelum bel istirahat
berbunyi. Masuk kelas selalu terlambat, tak lupa pula bau parfum mie
instan yang menjanggat di seragamku. Selain itu, jam pulang pun
semakin siang karena harus membersihkan tiap sudut ruangan kantin dan
peralatan dapur terlebih dahulu agar esok bisa langsung digunakan
kembali.
Fokusku pun mulai terpecah belah. Saat harus tetap belajar dalam
kondisi fisik yang lelah. Belum lagi ulah usil geng kakak kelas yang
suka "makan gratis" di kantinku. Bahkan uang jajanku pun
tak cukup untuk menutupi kekurangan sebab ulah mereka. Prestasiku
mulai berangsur turun, yang awalnya juara paralel menjadi bertahan
hanya di lima besar.
Merasa tak sanggup lagi, aku putuskan untuk mengembalikan amanah itu.
Tapi sayangnya penolakan yang aku dapatkan. Esoknya kami diberi
angpao, sebagai ganti uang lelah 6 bulan merawat kantin. Tak banyak,
tapi cukup untuk membeli sepatu baru. Sedari kecil aku terbiasa hidup
sederhana. Kalau untuk sekedar sepatu bolong itu sudah biasa, bahkan
seragam pun kegedean. Sedikit melupakan keletihan mengurus kantin,
rasanya sangat senang bisa membeli sepatu dengan hasil keringat
sendiri. Setelah sebelumnya bisa membeli buku dengan uang beasiswa
berprestasi.
Menginjak tahun kedua aku SMA. Kantin semakin maju sejak kami di beri
bantuan seorang guru untuk mengolahnya. Setidaknya kami jadi memilki
penjaga untuk geng yang suka numpang makan gratis. Selebihnya masih
bisa kuatasi bersama dua partnerku. Omset terus bertambah semenjak
kami menambah variasi dalam menu ekonomis ala anak sekolah. Sejauh
ini tak ada masalah yang merisaukan lagi selain hanya letih yang
sudah biasa kurasakan.
Kantin itu mengajarkan banyak hal, tentang kerja keras, usaha dan
pantang menyerah. Inilah upah sesungguhnya yang kudapatkan. Bukan
uang atau sepatu baru, melainkan pengalaman besar merasakan manis
asinnya usaha dari nol. Meskipun dari kabar yang kudengar sekarang
kantin itu kembali tak ada yang mengurusi lagi, setidaknya dulu aku
pernah menorehkan kisah disana. Disudut kantin sekolah SMA.
Dari buku antologi Jangan Manja.. Akhmad Rifa'i Rifan dkk,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya.. jangan lupa tinggalkan komentar dan follow g+ yaa.. ^_^